Hideous (Magic 1)

Prolog click http://blood-of-emperor.blogspot.com/2012/04/hideous.html">here

Magic 1


Aku dan Zero terbang dengan pegasus melewati tembok istana yang kokoh. Di depan istana terlihat 5 orang pria berbaju hitam sedang mencoba mengebom tembok istana.

“Ah! Itu... Princess!”

“Craat” aku menebas ke 5 orang itu dengan pedangku. Salah satu di antara mereka masih bisa bergerak meskipun aku sudah menebas perut dan dadanya. Aku bisa melihat rasa takut dari raut wajahnya.

“Kuzureru!” Zero membacakan mantra itu, mantra unutuk menghancurkan tubuh dan meremukan tulang. Mayat orang itu sudah tidak ada lagi, satu-satunya yang tersisa hanyalah darahnya.

“Zero ayo pergi, kau sudah dapat memorinya kan?”
“Yaa... sekarang markas mereka sudah diganti. Ada di pinggir sungai Giza”
“Ayo pergi ke sana”
“Baik”

Zero bisa membaca pikiran orang saat orang itu merasakan emosi yang berlebihan, seperti sangat takut seperti orang tadi dan macam-macam lagi. Kami terbang lagi dengan pegasus melintasi hutan kecil di samping istana.

“Yang mana markas mereka?”
“Itu dia, rumah kayu itu”

Kami menukik turun ke kota dan terbang agak rendah. Mereka akan mengetahui keberadaan kami dan akan melancarkan serangan mendadak jika kami terbang tinggi.

Kami sudah berada di tepi sungai, di sebrang sungai ini ada markas mereka. Kami turun dari pegasus kami dan menyuruh mereka sembunyi di peternakan. Lalu kami menyebrangi sungai itu dengan jembatan.

“Ayo kita serang” bisikku pada Zero
“Oke”

“Tring” Aku menarik pedang dan memotong pintu kayu itu sampai menjadi potongan-potongan kecil. Di dalam terlihat banyak pria berbaju hitam yang sepertinya sudah menunggu kami dari tadi. Jadi 5 orang tadi hanya umpan...

“Kalian datang juga... Shadow Illusion, Kaginara”

Mantra itu.... mantra yang digunakan untuk mengunci gerakan lewat bayangan. Aku dan Zero memang tidak bisa bergerak lagi tapi...

“Hideous!” bola-bola rohku bersatu menjadi Phoenix hitam lalu memakan roh pengguna jurus ini. Dalam sekajap orang itu mati dan kami bisa bergerak lagi.

Orang-orang itu kaget dan menjadi lengah. Dengan cepat, kami menyerang mereka yang jumlahnya 30-an. Dalam 1 menit kami sudah membunuh 20-an orang, tapi salah satu dari mereka mengucapkan mantra lagi.

“Dark Illusion, Narika!”

Mantra itu, mantra yang membuat seluruh ruangan ini menjadi gelap diselimuti kegelapan. Aku dan Zero terjabak dalam ruang hitam ini, kami bahka tidak bisa melihat satu sama lain. Hideousku juga menghilang.

“Kupikir kalian lebih hebat dari ini, sekarang kalian akan mati di sini! Shadow Illusion, umbra iugolo!”

Aku merasakan ada yang mencengkram leherku, sangat erat. Aku meraba-raba kegelapan di sekelilingku tapi tidak ada orang di sekelilingku. Seperti kegelapan ini yang mencekik leherku.

“Light Illusion, Terasu!”

Itu suara Zero, dia memakai light illusion. Sekarang semuanya kembali normal dan tidak ada yang mencekik leherku lagi.

“Masih tersisa 8 ekor ya...” kata Zero
“Game over, You Lose!”

Setelah mengatakan itu “hideous!” bola-bola rohku dengan cepat memakan roh mereka semua dan mereka mati dalam sekejap. Pekerjaanku selesai.... Aku dan Zero keluar dari rumah itu.

“Fire Atack, Rhoncus”

Begitu aku menyebut mantra, rumah kayu itu terbakar dan menjadi debu dalam sekajap. Aku dan Zero pergi menyebrangi sungai dan memanggil Snow dan Cluer lalu pulang ke istana.

Magic 2 click here

0 comments:

Post a Comment

Hideous (Magic 1)

On Monday, April 23, 2012 0 comments

Prolog click http://blood-of-emperor.blogspot.com/2012/04/hideous.html">here

Magic 1


Aku dan Zero terbang dengan pegasus melewati tembok istana yang kokoh. Di depan istana terlihat 5 orang pria berbaju hitam sedang mencoba mengebom tembok istana.

“Ah! Itu... Princess!”

“Craat” aku menebas ke 5 orang itu dengan pedangku. Salah satu di antara mereka masih bisa bergerak meskipun aku sudah menebas perut dan dadanya. Aku bisa melihat rasa takut dari raut wajahnya.

“Kuzureru!” Zero membacakan mantra itu, mantra unutuk menghancurkan tubuh dan meremukan tulang. Mayat orang itu sudah tidak ada lagi, satu-satunya yang tersisa hanyalah darahnya.

“Zero ayo pergi, kau sudah dapat memorinya kan?”
“Yaa... sekarang markas mereka sudah diganti. Ada di pinggir sungai Giza”
“Ayo pergi ke sana”
“Baik”

Zero bisa membaca pikiran orang saat orang itu merasakan emosi yang berlebihan, seperti sangat takut seperti orang tadi dan macam-macam lagi. Kami terbang lagi dengan pegasus melintasi hutan kecil di samping istana.

“Yang mana markas mereka?”
“Itu dia, rumah kayu itu”

Kami menukik turun ke kota dan terbang agak rendah. Mereka akan mengetahui keberadaan kami dan akan melancarkan serangan mendadak jika kami terbang tinggi.

Kami sudah berada di tepi sungai, di sebrang sungai ini ada markas mereka. Kami turun dari pegasus kami dan menyuruh mereka sembunyi di peternakan. Lalu kami menyebrangi sungai itu dengan jembatan.

“Ayo kita serang” bisikku pada Zero
“Oke”

“Tring” Aku menarik pedang dan memotong pintu kayu itu sampai menjadi potongan-potongan kecil. Di dalam terlihat banyak pria berbaju hitam yang sepertinya sudah menunggu kami dari tadi. Jadi 5 orang tadi hanya umpan...

“Kalian datang juga... Shadow Illusion, Kaginara”

Mantra itu.... mantra yang digunakan untuk mengunci gerakan lewat bayangan. Aku dan Zero memang tidak bisa bergerak lagi tapi...

“Hideous!” bola-bola rohku bersatu menjadi Phoenix hitam lalu memakan roh pengguna jurus ini. Dalam sekajap orang itu mati dan kami bisa bergerak lagi.

Orang-orang itu kaget dan menjadi lengah. Dengan cepat, kami menyerang mereka yang jumlahnya 30-an. Dalam 1 menit kami sudah membunuh 20-an orang, tapi salah satu dari mereka mengucapkan mantra lagi.

“Dark Illusion, Narika!”

Mantra itu, mantra yang membuat seluruh ruangan ini menjadi gelap diselimuti kegelapan. Aku dan Zero terjabak dalam ruang hitam ini, kami bahka tidak bisa melihat satu sama lain. Hideousku juga menghilang.

“Kupikir kalian lebih hebat dari ini, sekarang kalian akan mati di sini! Shadow Illusion, umbra iugolo!”

Aku merasakan ada yang mencengkram leherku, sangat erat. Aku meraba-raba kegelapan di sekelilingku tapi tidak ada orang di sekelilingku. Seperti kegelapan ini yang mencekik leherku.

“Light Illusion, Terasu!”

Itu suara Zero, dia memakai light illusion. Sekarang semuanya kembali normal dan tidak ada yang mencekik leherku lagi.

“Masih tersisa 8 ekor ya...” kata Zero
“Game over, You Lose!”

Setelah mengatakan itu “hideous!” bola-bola rohku dengan cepat memakan roh mereka semua dan mereka mati dalam sekejap. Pekerjaanku selesai.... Aku dan Zero keluar dari rumah itu.

“Fire Atack, Rhoncus”

Begitu aku menyebut mantra, rumah kayu itu terbakar dan menjadi debu dalam sekajap. Aku dan Zero pergi menyebrangi sungai dan memanggil Snow dan Cluer lalu pulang ke istana.

Magic 2 click here

0 comments:

Post a Comment