Kegelapan mulai menyelimuti istana yang disekelilingnya dipenuhi
dengan jeritan, teriakan, dan tangisan akibat penyerbuan mahluk-mahluk
aneh. Hanya kobaran api dari rumah-rumah terbakar yang menerangi kota
kerajaan tersebut. Jauh di dalam ruangan istana, dipuncak menara
terdengar tangisan 2 orang bayi kembar yang ada di gendongan seorang
raja.
“Keadaan ini semakin mengkhawatirkan. Kuharap dia tak menemukanku disini.” Kata raja itu dengan cemas.
“Jangan
terlalu yakin dengan apa yang kau harapkan Luminos Gates. Kau sudah
tidak punya kekuatan lagi sekarang.” Suara mendesah dari sesosok mahluk
aneh muncul tiba-tiba. berkepala naga, bertanduk tiga, didagunya ada 6
tentacel, dan dia memiliki ekor berjumlah 5. Raja Luminos kaget melihat
mahluk yang selama ini dikenal dengan Pemutar-Balik-Dunia.
“Kau
terkejut melihatku? Seharusnya kau tidak kaget karena kau tau hari ini
akan datang, hari dimana semua planet berjajar dan kekuatanku menjadi
sempurna dan bisa melakukan apa saja. Sekarang serahkan anak-anak itu
padaku!” Pinta Pemutar-Balik-Dunia sambil menjulurkan tangannya yang
bersisik dan berkuku panjang.
“Meskipun kerajaan ini
hancur, meskipun aku harus mati, aku harus menyelamatkan harapan
terakhir dunia ini.” Kata Luminos tegas. Jauh dalam hatinya dia tidak
ingin kerajaan ini hancur tapi disisi lain anak-anak yang diramalkan
bakal menlindungi dunia dari kehancuran ada ditangannya sekarang.
“Ya
memang kau harus mati bersama kerajaanmu ini. Tapi aku berbaik hati
padamu karena aku dalam perasaan senang sekarang. Aku beri kau 2
pilihan. Kau serahkan kedua bayi itu dan kerajaanmu akan kembali seperti
sedia kala atau kuhancurkan kerajaan ini hingga rata dengan tanah
beserta kedua bayi itu.” Ekor-ekor Pemutar-Balik-Dunia berkibas
menggores tembok menara sehingga timbul lubang. Dari lubang itu terlihat
jelas kalau kota kerajaan sudah luluh-lantah diserang mahluk-mahluk
terbuat dari asap pekat hitam dan dalam berbagai ukuran.
Raja
Luminos melihat pemandangan itu dengan gemetar, matanya berkaca-kaca,
dan dalam sekejap raut wajahnya berubah menjadi kemarahan. Tangannya
mencengkram selimut bayi yang berada di gendongannya.
“Bagaimana kalau aku membuat pilihanku sendiri?” Tanya raja Luminos sembari memakan benda berbentuk berlian.
“Pilihan apa itu?” Pemutar-Balik-Dunia bertanya balik.
“Kau
mati bersamaku dan kedua bayi ini selamat dan lari dari sini. Summon
Garuda!” Raja Luminos memanggil sebuah portal dan keluarlah dua mahluk
suci bernama Garuda. Tapi Pemutar-Balik-Dunia seakan tak kalah cepat dan
dia telah memanggil dua serigala terbuat dari asap hitam.
“Garuda
bawa kedua anak ini pergi sejauh mungkin dan pisahkan mereka!” Seru
raja Luminos pada kedua Garuda dan tanpa menunggu perintah kedua kalinya
mereka membawa bayi kembar itu menembus tembok ke arah timur dan ke
arah barat.
“Kalian cepat kejar dua burung itu!”
perintahnya kepada serigala-serigalanya tapi mereka hanya diam saja.
“Anjing bodoh cepat kejar!” Ulangnya sambil menendang serigalanya dan
akhirnya mereka menurut lalu mengejar Garuda-Garuda yang telah jauh.
“Kau tahu? Melatih anjing tak semudah kelihatannya.”
“Ya…
ya… sekarang matilah bersamaku Ultimate Boom!” raja Luminos lari kearah
Pemutar-Balik-Dunia dengan tubuh retak-retak bercahaya terang
menyilaukan mata.
BOOOOOOM…
Dentuman keras
terdengar sampai beribu kilometer jauhnya. Istana yang tadinya berdiri
megah sekarang menjadi reruntuhan batu. Kota kerajaan rata dengan tanah,
tak ada tanda-tanda kehidupan. Diatas reruntuhan tertinggi berdiri
Pemutar-Balik-Dunia yang terluka parah. Darahnya yang berwarna hijau
mengkilat berceceran diamana-mana.
“Tak kusangka efeknya
sampai seperti ini. Untung mata kananku tidak terlalu parah. Aku harus
kembali dan menunggu 24 tahun lagi sampai periode sejajarnya pelanet
selanjutnya.” Ucap Pemutar-Balik-Dunia sambil terengah-engah.
Periode
planet-planet sejajar telah usai dan akan datang kembali setelah 24
tahun lagi. Perjuangan bayi kembar yang nasibnya sedang ada di cakar
Garuda pun masih tetap berlanjut.
The Last Hope: A Sacrifice For True click here
The Last Hope
The Last HopeThe Last Hope
Kegelapan mulai menyelimuti istana yang disekelilingnya dipenuhi
dengan jeritan, teriakan, dan tangisan akibat penyerbuan mahluk-mahluk
aneh. Hanya kobaran api dari rumah-rumah terbakar yang menerangi kota
kerajaan tersebut. Jauh di dalam ruangan istana, dipuncak menara
terdengar tangisan 2 orang bayi kembar yang ada di gendongan seorang
raja.
“Keadaan ini semakin mengkhawatirkan. Kuharap dia tak menemukanku disini.” Kata raja itu dengan cemas.
“Jangan
terlalu yakin dengan apa yang kau harapkan Luminos Gates. Kau sudah
tidak punya kekuatan lagi sekarang.” Suara mendesah dari sesosok mahluk
aneh muncul tiba-tiba. berkepala naga, bertanduk tiga, didagunya ada 6
tentacel, dan dia memiliki ekor berjumlah 5. Raja Luminos kaget melihat
mahluk yang selama ini dikenal dengan Pemutar-Balik-Dunia.
“Kau
terkejut melihatku? Seharusnya kau tidak kaget karena kau tau hari ini
akan datang, hari dimana semua planet berjajar dan kekuatanku menjadi
sempurna dan bisa melakukan apa saja. Sekarang serahkan anak-anak itu
padaku!” Pinta Pemutar-Balik-Dunia sambil menjulurkan tangannya yang
bersisik dan berkuku panjang.
“Meskipun kerajaan ini
hancur, meskipun aku harus mati, aku harus menyelamatkan harapan
terakhir dunia ini.” Kata Luminos tegas. Jauh dalam hatinya dia tidak
ingin kerajaan ini hancur tapi disisi lain anak-anak yang diramalkan
bakal menlindungi dunia dari kehancuran ada ditangannya sekarang.
“Ya
memang kau harus mati bersama kerajaanmu ini. Tapi aku berbaik hati
padamu karena aku dalam perasaan senang sekarang. Aku beri kau 2
pilihan. Kau serahkan kedua bayi itu dan kerajaanmu akan kembali seperti
sedia kala atau kuhancurkan kerajaan ini hingga rata dengan tanah
beserta kedua bayi itu.” Ekor-ekor Pemutar-Balik-Dunia berkibas
menggores tembok menara sehingga timbul lubang. Dari lubang itu terlihat
jelas kalau kota kerajaan sudah luluh-lantah diserang mahluk-mahluk
terbuat dari asap pekat hitam dan dalam berbagai ukuran.
Raja
Luminos melihat pemandangan itu dengan gemetar, matanya berkaca-kaca,
dan dalam sekejap raut wajahnya berubah menjadi kemarahan. Tangannya
mencengkram selimut bayi yang berada di gendongannya.
“Bagaimana kalau aku membuat pilihanku sendiri?” Tanya raja Luminos sembari memakan benda berbentuk berlian.
“Pilihan apa itu?” Pemutar-Balik-Dunia bertanya balik.
“Kau
mati bersamaku dan kedua bayi ini selamat dan lari dari sini. Summon
Garuda!” Raja Luminos memanggil sebuah portal dan keluarlah dua mahluk
suci bernama Garuda. Tapi Pemutar-Balik-Dunia seakan tak kalah cepat dan
dia telah memanggil dua serigala terbuat dari asap hitam.
“Garuda
bawa kedua anak ini pergi sejauh mungkin dan pisahkan mereka!” Seru
raja Luminos pada kedua Garuda dan tanpa menunggu perintah kedua kalinya
mereka membawa bayi kembar itu menembus tembok ke arah timur dan ke
arah barat.
“Kalian cepat kejar dua burung itu!”
perintahnya kepada serigala-serigalanya tapi mereka hanya diam saja.
“Anjing bodoh cepat kejar!” Ulangnya sambil menendang serigalanya dan
akhirnya mereka menurut lalu mengejar Garuda-Garuda yang telah jauh.
“Kau tahu? Melatih anjing tak semudah kelihatannya.”
“Ya…
ya… sekarang matilah bersamaku Ultimate Boom!” raja Luminos lari kearah
Pemutar-Balik-Dunia dengan tubuh retak-retak bercahaya terang
menyilaukan mata.
BOOOOOOM…
Dentuman keras
terdengar sampai beribu kilometer jauhnya. Istana yang tadinya berdiri
megah sekarang menjadi reruntuhan batu. Kota kerajaan rata dengan tanah,
tak ada tanda-tanda kehidupan. Diatas reruntuhan tertinggi berdiri
Pemutar-Balik-Dunia yang terluka parah. Darahnya yang berwarna hijau
mengkilat berceceran diamana-mana.
“Tak kusangka efeknya
sampai seperti ini. Untung mata kananku tidak terlalu parah. Aku harus
kembali dan menunggu 24 tahun lagi sampai periode sejajarnya pelanet
selanjutnya.” Ucap Pemutar-Balik-Dunia sambil terengah-engah.
Periode
planet-planet sejajar telah usai dan akan datang kembali setelah 24
tahun lagi. Perjuangan bayi kembar yang nasibnya sedang ada di cakar
Garuda pun masih tetap berlanjut.
The Last Hope: A Sacrifice For True click here
0 comments:
Post a Comment