Power 17 click here
Power 18
Hikari sedang duduk di kursi taman yang berada di tempat penitipan partner.
“Sora, bagaimana ya keadaan Raichi dan Miyu” kata Hikari di tempat penitipan partner
Tempat penitipan partner berada di belakang markas Shinjitsu. Tempat itu hanya berupa rumah kaca yang di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dan juga kolam ikan.
Power 18
Hikari sedang duduk di kursi taman yang berada di tempat penitipan partner.
“Sora, bagaimana ya keadaan Raichi dan Miyu” kata Hikari di tempat penitipan partner
Tempat penitipan partner berada di belakang markas Shinjitsu. Tempat itu hanya berupa rumah kaca yang di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dan juga kolam ikan.
“Oh ya, kau tidak bisa bicara...” kata Hikari yang
tidak mendengar balasan dari Sora “Hmmmmph....kalau aku memakai topeng ini lagi,
apa aku akan bertemu Vi lagi?”
“Hikari? Tumben kau ke sini...” kata Michiru yang
baru masuk
“Belakang ini aku aku sering ke sini. Melihat
Sora...kau sendiri?”
“Yah, melihat keadaan Kitsune dan menyiram tanaman”
“Kitsune?”
“Nama rubahku. Kau mau ikut menyiram tanaman?
Daripada hanya duduk di situ” kata Naito sambil mengambil selang
“Gomen, aku sedang tidak mood”
“Masih memikirkan Raichi? Sudahlah, tidak perlu dipikirkan”
“Hmmmm” balas Hikari ogah-ogahan
“Sepertinya mukamu perlu sedikit air” kata Michiru
sambil menyemprotkan air ke wajah Hikari
“Akh! Awas kau!” Hikari mulai megejar Michiru
Di ruangan rahasia labnya Ran dan Kagayami sedang tidur-tiduran sambil membaca komik yang dataang entah dari mana.
“Hei, darimana kau dapat komik ini?” tanya Ran
“Dari kardus di bawah rak buku”
Karena penasaran, Ran menaruh komik yang dibacanya
di tempat tidur dan mengobrak-abrik kardus.
“Yak, selesai satu bagian! Sangat melelahkan...”
katanya di lab
“Hei! Aku menemukan barang bagus nih!” teriak Ran
“Ng? Apa?”
“Ini seperti catatan tentang kejadian itu”
“Coba kulihat” kata Kagayami yang tiba-tiba sudah
disamping Ran “Ini! Catatan tentang rahasia dibalik kejadian itu!” ucap Kagayami kaget
Sementara itu, di belakang ruang rahasia dia meguap dan mengangkat tangannya
tinggi-tinggi.
“Hoaaam... hampir selesaaai!”
Tok tok
tok Hitomi mengetuk pintu
kamar Hikari. Di dalam, Hikari sedang menyarungkan katana pemberian Raichi. Di
tempat tiurnya, Sora sedang menatap tajam pintu yang di ketuk Hitomi
“Hikari, kau sudah siap?” tanya Hitomi
“Ya!” jawabnya sambil menaikan Sora ke pundaknya
dan membukakan pintu
“Ini pertama kali kau bertugas jadi aku akan
menemanimu”
“Aku sudah dengar itu dari Earl-senpai. Katanya hari ini tidak ada latihan khusus karena dia sedang menyelidiki pelaku pengeboman”
“Begitulah, sekarang kita akan mengamankan
salah satu organisasi pengedar organ dalam manusia secara illegal. Ayo pergi”
“Ya”
Di tempat pengeboman, Earl sedang mencocokan
analisisnya dengan data polisi yang sudah bekerja sama dengan Shinjitsu.
“Apa!? Jadi semua persamaan itu hanya kebetulan?” kata Earl
“Apa!? Jadi semua persamaan itu hanya kebetulan?” kata Earl
“Kemungkinan begitu. Tidak ada lagi tempat
seperti yang kau katakan” kata polisi
“Cih!”
“Kita akan memperketan pengawasan di kota ini. Shinjitsu hanya perlu menangkap pelakunya saat menerima laporan dari kami”
“Baiklah, aku akan menunggu laporan dari kalian”
“Kita akan memperketan pengawasan di kota ini. Shinjitsu hanya perlu menangkap pelakunya saat menerima laporan dari kami”
“Baiklah, aku akan menunggu laporan dari kalian”
Earl menggigit ibu jarinya dan berjalan
keluar dari tempat pengeboman.
“Di sini markas mereka” bisik Hitomi pada
Hikari
Mereka berada di rumah kayu kecil tua di gang
kecil. Rumah itu hampir roboh dan sangat tidak meyakinkan kalau ada orang yang
tinggal di dalam.
“Kau yakin?” tanya Hikari
“100%. Ayo masuk”
Hikari mencabut katananya. Mereka mendobrak
pintu rumah kayu itu dan.... tidak ada apa-apa di dalam.
“Di mana mereka?” tanya Hikari
“Tepat di bawah kita. Mungkin pintunya di
sekitar sini” kata Hitomi sambil meraba-raba rumput yang beralaskan tanah “Dapat!”
Krieeeet pintu rahasia terbuka
dan terlihat tangga melingkar, di sisi kiri dan kanan tembok terpasang obor.
“Ayo masuk”
Mereka berdua menuruni tangga dengan sangat
hati-hati karena mungkin saja ada jebakan. Suasana mencekam menyelimuti tubuh
mereka berdua.
“Mengerikan” kata Hikari ketika sampai ke
bawah
Rak-rak yang berisi deretan toples tersusun
rapi. Dan apakah isi toples itu? Yah, tentu saja organ-organ dalam manusia yang
tenggelam dalam lautan bahan pengawet di toples.
Ruangan itu berbentuk persegi dengan dinding baja yang berisi rak-rak dengan pintu di ujung ruangan.
“Wah wah wah kukira ada tikus yang menyelinap masuk tetapi yang datang ternyata hanya serangga...” kata seseorang dari ujung ruangan
Ruangan itu berbentuk persegi dengan dinding baja yang berisi rak-rak dengan pintu di ujung ruangan.
“Wah wah wah kukira ada tikus yang menyelinap masuk tetapi yang datang ternyata hanya serangga...” kata seseorang dari ujung ruangan
“Gastro, kami akan menangkapmu” kata Hitomi
“Yah, coba saja”
Hitomi mengangguk pada Hikari dan mereka berdua langsung menerjang ke arah pria yang bernama Gastro itu.
“Yah, coba saja”
Hitomi mengangguk pada Hikari dan mereka berdua langsung menerjang ke arah pria yang bernama Gastro itu.
Grrrrt grrrt jeruji-jeruji yang terbuat baja keluar dari
pinggiran pintu, menghalangi Hikari dan Hitomi untuk menjangkau Gastro
“Nishi, Fushi! Urus mereka”
“Nishi, Fushi! Urus mereka”
Dari tangga tempat Hikari dan Hitomi masuk,
turun 2 orang pria paruh baya dengan pistol di tangan dan pisau di pinggang
mereka.
“Sial! Katanaku tidak bisa memotong baja ini!”
“Hikari, sepertinya kedua orang itu lebih berbahaya daripada jeruji”
“Wakatte (aku mengerti)”
“Kami tidak punya urusan dengan kalian jadi,
tidurlah” kata Hitomi
Gelembung air sudah membungkus kepala Nishi
dan Fushi. Hikari dengan cepat menendang kaki Nishi dan Fushi hingga mereka
terjatuh. Gelembung air pecah dan saat itu juga Hikari memukul belakang kepala
mereka berdua dengan gagang katana.
“Di ruangan ini tidak punya jalan keluar
selain tangga melinggkar tempat kita masuk!” kata Hitomi setelah berkeliling di
ruangan
“Dengan kata lain, kita kehilangan jejak dan
misi gagal. Benar kan?”
“Ya, mungkin saja Gastro bersembunyi di
balik jeruji baja ini. Kita perlu Hanabi untuk melelehkannya untuk sementara
kita mundur dan amankan kedua orang yang pingsan itu” kata Hitomi
Di luar, langit sudah berwarna oranye kemerahan. Matahari hanya tinggal setengah lingkaran.
Di luar, langit sudah berwarna oranye kemerahan. Matahari hanya tinggal setengah lingkaran.
“Jebakanku sepertinya berhasil...
selanjutnya gedung apa lagi ya?” Kata seorang wanita berambut pirang dari atas
tokyo tower
0 comments:
Post a Comment