Shinjitsu (Power 4)

Power 3 (click here)
Power 4


Tin tin! Itu pasti suara klakson mobil Earl-senpai. Aku segera keluar dengan membawa koper. Mobil Earl-senpai seperti biasa, sangat mewah dan bagus.

Mobil Earl-senpai adalah mobil Bugatti Veyron berwarna merah yang masih mengkilap. Baru kali ini aku melihat Bugatti Veyron secara langsung, apalagi menaikinya!

“Kita akan menjemput seorang lagi” kata Earl-senpai padaku yang sudah naik ke mobil

Beberapa menit kemudian, kami sampai ke rumah yang terlihat sangat familiar bagiku. Aku berusaha mengingat-ingat rumah itu tapi masih tak terbayang siapa pemilik rumah itu...

Seorang anak keluar dengan memakai topi dan membawa koper. Wajahnya tidak terlalu kelihatan karena dia memakai topi tapi rasanya aku mengenalnya.

Anak itu memasuki mobil dan...

“Nee-chan?!”

Nee-chan? Jangan-jangan....

“Hanabi? Jadi kau juga....”

“Ya... lahar, emm,,,, kekuatanku...”

Hanabi adalah adik kembarku, sebenarnya kami tidak terlalu akrab karena selama 6 tahun aku tinggal dengan nenekku. Tapi saat aku pindah ke rumah orang tuaku saat umurku 6 tahun, kami juga tidak terlalu akrab dan jarang berbicara 1 sama lain.

Selama perjalanan kita bertiga sama sekali tidak berbicara sampai ke markas Shinjitsu. Earl-senpai menurunkan koper kami dan menyampaikan sesuatu yang membuat kami terkejut.

“Kalian akan pindah di markas ini untuk latihan khusus. Pilih saja kamar yang kalian suka di lantai 1 lalu bereskan barang-barang kalian. Setelah itu kita makan siang jam 1” kata Earl

“Tapi---“ kata-kataku dipotong oleh Earl

“Jangan banyak tanya dulu, bereskan saja barang-barang kalian”

Aku memilih kamar yang berada tepat disebelah kamar Raichi dan Hanabi memilih kamar yang disebelah Naito. Aku mendengarnya dari Michiru kalau Hanabi dan Naito sudah pacaran seminggu lalu.

Setengah jam kemudian aku sudah selesai membereskan barang-barangku di kamar. Sangat melelahkan mengatur kamar yang luas ini.... Aku memandang kamarku. Kamar ini lebih luas dari kamarku yang lama.

Tempat tidur yang luamayan besar berada di pojok ruangan dan di sampingnya terdapat meja kecil sedangkan di atas tempat tidur terdapat jendela persegi. Di samping pintu ada meja belajar dari kayu jati. Di sisi kanan ruangan terdapat pintu yang menuju ke kamar mandi pribadi. Di samping pintu kamar mandi, terdapat meja rias berwarna putih.

Tok tok tok
seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku segera membukakan pintunya, ternyata Raichi...

“Err... Hikari, makan siang masih 1 jam lagi. Kau mau jalan-jalan di pantai?”

“Boleh saja”

Kamipun pergi ke pantai yang terletak di sebelah hutan ini. Suasananya sangat tenang, tempat yang cocok untuk bersantai. Yang terdengar hanya bunyi desiran ombak di tepi pantai.

Aku sangat menikmati jalan-jalan ini karena aku sangat suka ketenangan. Sepertinya Raichi tau tentang kesukaanku ini dan mengajakku ke pantai. Setelah berjalan-jalan sebentar, Raichi mengajakku duduk di kursi santai yang nyaman.

“Hikari, kapten bilang kekuatanmu adalah cahaya.... sebenarnya itu kekuatan yang langka”

“Benarkah? Hebaat!” aku memuji kekuatanku sendiri

Kami banyak bertukar cerita tentang kehidupan kami, mungkin sekarang kami mulai terlihat seperti sepasang kekasih.

Tak terasa sudah 1 jam kami berada di pantai itu. Kamipun segera pulang ke markas untuk makan siang.

“Aku akan melatih kalian mengendalikan dan mengeluarkan kekuatan kalian setelah makan” kata Earl padaku dan Hanabi

15 menit kemudian aku, Hanabi dan Earl-senpai sudah berada di ruang latihan. Earl-senpai memberi elangku padaku.

“Kau ingin memberi nama apa pada elang itu?” tanya Earl

“Sora (langit)” sebenarnya nama ini tidak sengaja kudapat setelah melihat langit di pantai bersama Raichi

“Baiklah sekarang kalian coba konsentrasi dulu dan cobalah untuk mengeluarkan kekuatan yang kalian pendam itu” Earl memberi intruksi yang membingunkan.

Aku mencoba untuk mengikuti intruksi Earl-senpai yang sulit dimengerti itu. Aku menutup mataku tapi saat membukanya lagi aku berada di udara dan sedang jatuh ke dasar jurang.

“Hikari! Ayo railah Sora yang asli! Kau pasti bisa” kata seseorang

Tiba-tiba muncul banyak elang yang mirip dengan Sora. Railah salah satu? Aku harus memilih 1 dari banyak elang ini? Aku sama sekali tidak bisa membedakannya!

Tunggu... kalau pertama kali aku bertemu dengannya dia yang menghampiriku kalau begitu....

“Sora!!!”

Dugaanku benar. Sora datang menghampiriku. Tapi... dia bicara padaku? Eeeh??? Ini aneeh!!!

“Hikari, kau harus memilih.... Aku, Shinjitsu atau Raichi? Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaan ini, kau tidak akan bisa keluar dari sini”

Kenapa dia bertanya begitu padaku? Ini..... semacam tes? Aku harus memilih apa? Aku suka ketiganya....

“Apa yang terjadi kalau aku memilih salah satu dari mereka?”

“Kau tidak bisa melihat mereka lagi sebagai ganti dari kekuatanmu”

“Tapi...”

“Pilih saja salah satu... gampang kan?”

Gampang?? Ini pilihan yang sulit... aku tidak ingin kehilangan satupun dari mereka... tunggu! Mereka...

“Aku tau jawabannya! Shinjitsu!”

“Kenapa?”

“Karena di Shinjitsu ada Raichi dan kau!”

“Hmp, itu jawaban yang tepat....”

Setelah berkata begitu, Sora masuk ke dalam tubuhku. Cahaya memancar kembali dan aku kembali ke ruang latihan.

“Kau berhasil Hikari!” puji Earl-senpai

“Eh? Memangnya apa yang terjadi?”

“Kau baru mengeluarkan bom cahaya!” kata Ryuuki

“Tapi intinya kau berhasil.... tapi Hanabi sepertinya belum juga” kata Earl sambil menatap Hanabi

Hanabi memang masih menutup matanya dan kelihatan gelisah. Apakah dia mengalami kejadian yang sama denganku? Entahlah....

“Gagal!” Hanabi menggerutu

“Tenang saja. Kita bisa coba lain kali. Memangnya apa yang terjadi?” hibur Naito

“Seseorang menyuruhku bertarung dengan manusia serigala”

Mereka memang terlihat seperti pasangan kekasih. Naito dengan sigap menghiburnya tidak sepertiku yang tidak tau harus melakukan apa....

Entah kenapa aku teringat dengan masa laluku.

Saat aku bertemu dengan Hanabi pada umur 6 tahun, orang tuaku kelihatan lebih sayang pada Hanabi daripada aku.


Hanabi selalu diberikan mainan yang dia inginkan dan aku hanya bisa meminjamnya dari Hanabi. 


Saat ulang tahunku yang ke 10, orang tuaku memberiku sebuah liontin berbentuk hati, ada namaku di liontin itu juga foto keluarga di dalamnya. Itu hadiah pertama yang aku terima dari orang tuaku.


Beberapa minggu setelah itu mereka pergi ke luar kota dan menghilang. Katanya mereka kecelakaan pesawat tapi aku tidak percaya itu....


Lalu aku dan Hanabi diadopsi oleh paman dan bibi. Tapi paman dan bibipun lebih sayang pada Hanabi, aku sudah terbiasa dengan itu. Saat masuk SMP aku keluar dari rumah itu dan tinggal di rumah orang tuaku.


Power 5 (click here)

0 comments:

Post a Comment

Shinjitsu (Power 4)

On Monday, April 23, 2012 0 comments

Power 3 (click here)
Power 4


Tin tin! Itu pasti suara klakson mobil Earl-senpai. Aku segera keluar dengan membawa koper. Mobil Earl-senpai seperti biasa, sangat mewah dan bagus.

Mobil Earl-senpai adalah mobil Bugatti Veyron berwarna merah yang masih mengkilap. Baru kali ini aku melihat Bugatti Veyron secara langsung, apalagi menaikinya!

“Kita akan menjemput seorang lagi” kata Earl-senpai padaku yang sudah naik ke mobil

Beberapa menit kemudian, kami sampai ke rumah yang terlihat sangat familiar bagiku. Aku berusaha mengingat-ingat rumah itu tapi masih tak terbayang siapa pemilik rumah itu...

Seorang anak keluar dengan memakai topi dan membawa koper. Wajahnya tidak terlalu kelihatan karena dia memakai topi tapi rasanya aku mengenalnya.

Anak itu memasuki mobil dan...

“Nee-chan?!”

Nee-chan? Jangan-jangan....

“Hanabi? Jadi kau juga....”

“Ya... lahar, emm,,,, kekuatanku...”

Hanabi adalah adik kembarku, sebenarnya kami tidak terlalu akrab karena selama 6 tahun aku tinggal dengan nenekku. Tapi saat aku pindah ke rumah orang tuaku saat umurku 6 tahun, kami juga tidak terlalu akrab dan jarang berbicara 1 sama lain.

Selama perjalanan kita bertiga sama sekali tidak berbicara sampai ke markas Shinjitsu. Earl-senpai menurunkan koper kami dan menyampaikan sesuatu yang membuat kami terkejut.

“Kalian akan pindah di markas ini untuk latihan khusus. Pilih saja kamar yang kalian suka di lantai 1 lalu bereskan barang-barang kalian. Setelah itu kita makan siang jam 1” kata Earl

“Tapi---“ kata-kataku dipotong oleh Earl

“Jangan banyak tanya dulu, bereskan saja barang-barang kalian”

Aku memilih kamar yang berada tepat disebelah kamar Raichi dan Hanabi memilih kamar yang disebelah Naito. Aku mendengarnya dari Michiru kalau Hanabi dan Naito sudah pacaran seminggu lalu.

Setengah jam kemudian aku sudah selesai membereskan barang-barangku di kamar. Sangat melelahkan mengatur kamar yang luas ini.... Aku memandang kamarku. Kamar ini lebih luas dari kamarku yang lama.

Tempat tidur yang luamayan besar berada di pojok ruangan dan di sampingnya terdapat meja kecil sedangkan di atas tempat tidur terdapat jendela persegi. Di samping pintu ada meja belajar dari kayu jati. Di sisi kanan ruangan terdapat pintu yang menuju ke kamar mandi pribadi. Di samping pintu kamar mandi, terdapat meja rias berwarna putih.

Tok tok tok
seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku segera membukakan pintunya, ternyata Raichi...

“Err... Hikari, makan siang masih 1 jam lagi. Kau mau jalan-jalan di pantai?”

“Boleh saja”

Kamipun pergi ke pantai yang terletak di sebelah hutan ini. Suasananya sangat tenang, tempat yang cocok untuk bersantai. Yang terdengar hanya bunyi desiran ombak di tepi pantai.

Aku sangat menikmati jalan-jalan ini karena aku sangat suka ketenangan. Sepertinya Raichi tau tentang kesukaanku ini dan mengajakku ke pantai. Setelah berjalan-jalan sebentar, Raichi mengajakku duduk di kursi santai yang nyaman.

“Hikari, kapten bilang kekuatanmu adalah cahaya.... sebenarnya itu kekuatan yang langka”

“Benarkah? Hebaat!” aku memuji kekuatanku sendiri

Kami banyak bertukar cerita tentang kehidupan kami, mungkin sekarang kami mulai terlihat seperti sepasang kekasih.

Tak terasa sudah 1 jam kami berada di pantai itu. Kamipun segera pulang ke markas untuk makan siang.

“Aku akan melatih kalian mengendalikan dan mengeluarkan kekuatan kalian setelah makan” kata Earl padaku dan Hanabi

15 menit kemudian aku, Hanabi dan Earl-senpai sudah berada di ruang latihan. Earl-senpai memberi elangku padaku.

“Kau ingin memberi nama apa pada elang itu?” tanya Earl

“Sora (langit)” sebenarnya nama ini tidak sengaja kudapat setelah melihat langit di pantai bersama Raichi

“Baiklah sekarang kalian coba konsentrasi dulu dan cobalah untuk mengeluarkan kekuatan yang kalian pendam itu” Earl memberi intruksi yang membingunkan.

Aku mencoba untuk mengikuti intruksi Earl-senpai yang sulit dimengerti itu. Aku menutup mataku tapi saat membukanya lagi aku berada di udara dan sedang jatuh ke dasar jurang.

“Hikari! Ayo railah Sora yang asli! Kau pasti bisa” kata seseorang

Tiba-tiba muncul banyak elang yang mirip dengan Sora. Railah salah satu? Aku harus memilih 1 dari banyak elang ini? Aku sama sekali tidak bisa membedakannya!

Tunggu... kalau pertama kali aku bertemu dengannya dia yang menghampiriku kalau begitu....

“Sora!!!”

Dugaanku benar. Sora datang menghampiriku. Tapi... dia bicara padaku? Eeeh??? Ini aneeh!!!

“Hikari, kau harus memilih.... Aku, Shinjitsu atau Raichi? Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaan ini, kau tidak akan bisa keluar dari sini”

Kenapa dia bertanya begitu padaku? Ini..... semacam tes? Aku harus memilih apa? Aku suka ketiganya....

“Apa yang terjadi kalau aku memilih salah satu dari mereka?”

“Kau tidak bisa melihat mereka lagi sebagai ganti dari kekuatanmu”

“Tapi...”

“Pilih saja salah satu... gampang kan?”

Gampang?? Ini pilihan yang sulit... aku tidak ingin kehilangan satupun dari mereka... tunggu! Mereka...

“Aku tau jawabannya! Shinjitsu!”

“Kenapa?”

“Karena di Shinjitsu ada Raichi dan kau!”

“Hmp, itu jawaban yang tepat....”

Setelah berkata begitu, Sora masuk ke dalam tubuhku. Cahaya memancar kembali dan aku kembali ke ruang latihan.

“Kau berhasil Hikari!” puji Earl-senpai

“Eh? Memangnya apa yang terjadi?”

“Kau baru mengeluarkan bom cahaya!” kata Ryuuki

“Tapi intinya kau berhasil.... tapi Hanabi sepertinya belum juga” kata Earl sambil menatap Hanabi

Hanabi memang masih menutup matanya dan kelihatan gelisah. Apakah dia mengalami kejadian yang sama denganku? Entahlah....

“Gagal!” Hanabi menggerutu

“Tenang saja. Kita bisa coba lain kali. Memangnya apa yang terjadi?” hibur Naito

“Seseorang menyuruhku bertarung dengan manusia serigala”

Mereka memang terlihat seperti pasangan kekasih. Naito dengan sigap menghiburnya tidak sepertiku yang tidak tau harus melakukan apa....

Entah kenapa aku teringat dengan masa laluku.

Saat aku bertemu dengan Hanabi pada umur 6 tahun, orang tuaku kelihatan lebih sayang pada Hanabi daripada aku.


Hanabi selalu diberikan mainan yang dia inginkan dan aku hanya bisa meminjamnya dari Hanabi. 


Saat ulang tahunku yang ke 10, orang tuaku memberiku sebuah liontin berbentuk hati, ada namaku di liontin itu juga foto keluarga di dalamnya. Itu hadiah pertama yang aku terima dari orang tuaku.


Beberapa minggu setelah itu mereka pergi ke luar kota dan menghilang. Katanya mereka kecelakaan pesawat tapi aku tidak percaya itu....


Lalu aku dan Hanabi diadopsi oleh paman dan bibi. Tapi paman dan bibipun lebih sayang pada Hanabi, aku sudah terbiasa dengan itu. Saat masuk SMP aku keluar dari rumah itu dan tinggal di rumah orang tuaku.


Power 5 (click here)

0 comments:

Post a Comment