Shinjitsu (Power 13)



Power 12 (click here)

Power 13


Zhiiiiing peluru emas dari pistol Ryuzaki melesat menuju jantung Mirchiru. Dengan sigap, Michiru menghindar dari peluru itu.

“Kau tidak akan bisa lari begitu saja.....”kata Ryu

Peluru emas yang harusnya sudah berhasil dihindari Michiru berbelok dan mengenai lengan Michiru.

“Kau lupa? Aku bisa mengendalikan semua jenis emas”

“Lupa? Entahlah... mungkin kau yang melupakan ini”

Aliran listrik terlihat mengalir ke kepala Ryu.

“Kau ----“

“Apa kau lupa dengan jurus ini? Padahal kau sendiri pernah merasakannya pada malam terakhir itu....”

“Aku takkan melupakannya sialan! Apalagi saat malam itu.....”

Flashback

“Rin, Michiru sudah mau pergi nih?”

“Memangnya kenapa heh, Jeff?” tanya Michiru

“Tidak... anak itu terlihat menyebalkan” jawab Jeff

“Kau bohong Jeff... kau marah karena tanganmu kan?” tanya Misa sambil melihat tangan Jeff yang putus

“Tanganku? Bukan... sepertinya memang sudah saatnya beregenerasi. Memang memakan waktu seminggu sih..”

“Regenerasimu lambat Jeff... sangat berbeda dibandingkan dia

“Aku tau itu Michiru..... sana pergi”

Michiru dan Misa pergi ke suatu tempat yang jaraknya berkilo-kilo meter dari tempat itu. Tempat yang lumayan kumuh, bekas kebakaran 10 tahun yang lalu. Di sana sangat hening, banyak rumah-rumah gosong yang tidak ditempati.

Mereka berjalan menelusuri gang-gang kecil yang kumuh itu. Sering kali terlihat tikus-tikus dan kecoak yang merayap di bawah kaki mereka. Di pojok gang itu terlihat sebuah rumah yang sudah setengah terbakar.

“Ini rumahnya ya...”

“Tampaknya begitu, ayo masuk Misa”

Mereka masuk melewati pagar yang sudah roboh dan juga pintu yang lepas darisalah satu engselnya. Mereka berjalan menelusuri lorong-lorong menuju kamar yang terletak di lantai atas.

Di kamar itu terlihat seorang anak laki-laki kurus berambut emas sedang dudukcdi pinggiran tempat tidurnya sambil melihat keluar jendela yang sudah retak.

“Ryu, ikutlah dengan kami....” ajak Michiru

“Aku tidak mau! Sudah kubilang pada kalian berulang kali pada kalian!!!” puluhan peluru emas melesat ke arah Michiru dan Misa

“Lihat kenyataannya Ryu, kau belum bisa mengendalikan kekuatanmu!”kata Misa

Peluru emas itu hanya menggores sedikit paha Michiru dan pipi Misa. Semuanya meleset...

“Aku tidak peduli!!”

“Cukup Ryu... aku tau selama ini kau hidup sendirian di sini... kau pasti kesepian kan? Ayo ikut kami, kami akan mengajarkanmu bagaimana cara mengendalikan kekuatanmu itu” bujuk Michiru

“Kalian tidak mengerti... dari dulu aku sudah sendirian! Aku hanya hidup dengan emasku saja!”

“Kau tidak sendiri bodoh...” kata Michiru sambil memeluk Ryu “mulai sekarang kamilah keluarga dan saudaramu. Kami tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi Ryu” lanjut Michiru

“Itu benar, Ryu... sekarang kamilah keluargamu” Misa membenarkan

“Kalian bohong!” Ryu menangis

“Sekarang tidurlah Ryu...”

Terlihat aliran listrik menjalar di kepala Ryu. Perlahan-lahan Ryu menutup matanya dan tertidur.

3 tahun kemudian...

“Sensei, kita mau menemui siapa?” tanya Earl kecil

“Orang terkuat di kelompokku.... Michiru. Kau akan melawannya nanti” jawabnya

“Bukankah kau bilang dia yang terkuat? Aku... aku tidak yakin bisa menang.....”

“Yah... ada kemungkinan menang kalau kau mau berusaha....”

“Hmmm....”

Di suatu rumah kecil di tengah hutan yang gelap, Michiru terlihat menunggu dia dan Earl sambil memainkan gamenya. Beberapa saat kemudian, dia dan Earl masuk ke rumah itu.

“Michiru, ini lawan barumu.... dia yang terbaik selama 3 tahun terakhir ini.”

“Yeah.... aku melihatnnya. Matanya terlihat sangat unik... Siapa namamu?”

“Earl Kokuto. Aku akan mengalahkanmu Michiru-san” jawab Earl

“Earl? Nama yang unik.... Apakah dia benar-benar muridmu?”

“Tentu saja. Dia anak yang berbakat melebihi yang lain. Yah... Ayo kita mulai sekarang”

Earl berdiri berhadap-hadapan dengan Michiru. Michiru meletakan gamenya di meja tua yang rapuh lalu menatap mata Earl.

“Michiru, mulailah!”

Michiru mulai mengeluarkan jurus andalannya, aliran listrik yang mengendalikan seluruh saraf manusia. Tapi jurus itu tidak mempan, seakan-akan ada dinding transparan yang menolak listrik itu menerobosnya.

“Jurus basi.... Ah, kau tidak akan bisa berdiri dengan 2 kaki lagi kalau dalam kedaan begitu kan?”

“Apa!?”

Michiru sudah tidak berpijak pada tanah lagi, kini dia melayang-yang diudara.

“GV-0”

Michiru tiba-tiba terpental ke belakang membuat tembok rumah tua itu retak.

“Heh... sepertinya aku juga harus serius nih.... Lightning!”

Ctaaaaar petir tiba-tiba menyambar rumah tua itu dan membuat lantainya retak.

“Ah, kau bisa memakai petir! Itu curang!”

“Dasar anak polos.... petir termasuk listrik tau! Karena itu aku bisa mengendalikannya!”

Michiru mengayunkan lengannya, petir tiba-tiba menyambar Earl. Tapi lagi-lagi petirnya tertahan oleh sesuatu yang seperti dinding transparan itu.

“Cih! Lagi-lagi dinding itu....”

“Ini hanya gaya tolak saja.... Aku juga akan serius mulai sekarang Michi-nii (Kak Michi)”

Michiru merogoh saku celananya tapi Earl menyadari hal itu dan melancarkan serangan.

“Apapun yang ada di sakumu itu, aku tidak akan membiarkanmu menggunakannya!”

Michiru terangkat ke udara lalu terbanting ke bawah lalu lagi, lagi, lagi, lagi dan lagi... Michiru sama sekali tidak bisa bergerak lagi....

“The Last....”

Earl memunculkan bola kecil berwarna merah di telapak tangannya lalu mementalkannya ke arah Michiru yang babak belur.

Bola itu tiba-tiba membesar, cahaya merah keluar dari bola kecil itu. Setelah itu sesuatu seperti jarum-jarum kecil keluar dari cahaya itu.

“Uaaaargh!!!!!”

“Wah, masih hidup rupanya.... sensei, lalu bagaimana?”

“Kau pulang saja duluan, aku akan mengurusnya setelah itu aku akan menyusul...”

“Osh!”

Earl berjalan keluar dari rumah tua itu.

“Kau kalah ya... sayang sekali kan Michiru? Yah... Aku akan memanggil Ryu ke sini untuk membawamu ke markas.... Sayonara Michiru...”

“Cih.... bocah jenius....”

Setelah itu Michiru pingsan.

3 hari setelah pertarungan itu....

“Michi-nii, sudah sadar ya...”

“Ryu... berapa hari aku pingsan?”

“3 hari...”

“Lumayan lama.... apakah ada makanan Ryu? Aku super lapar!”

“Sepertinya sih masih ada sisa makan malam... Lihat saja ke dapur...”

“Ayo ke dapur Ryu!!” kata Michiru sambil menarik tangan Ryu

Flashback end

“Lalu 5 hari kemudian aku melihatmu melarikan diri saat badai. Kau menggunakan jurus itu untuk mengunci gerakanku lalu pergi. Bukankah begitu?

“Tapi sepertinya kau masih memakai nama yang keberikan... Kau suka nama itu?”

“Berisik!”

Karena terpancing obrolan Ryuzaki, Michiru menjadi lengah dan jurusnya melemah. Ryu mulai bergerak menyerang Michiru.

“Matilah kau Michi-nii!”

Emas-emasnya melesat menuju Michiru.

“Kau kalah Ryu....”

Listrik mengalir dari kepingan-kepingan emas yang berada di sekeliling Ryuzaki menuju dirinya.

“Ryu, apa kau lupa? Emas ada penghantar emas yang paling bagus....”

“Sialan kau!”

“Ryu... sekarang tidurlah”

Dalam sekejap, Ryuzaki jatuh dan pingsan. Michiru memenangkan pertarungan ini.

“Ryu... aku hanya tidak bisa kalah di depanmu, karena seorang kakak tidak akan menunjukan kegagalannya pada adiknya....”

Power 14 (click here)

0 comments:

Post a Comment

Shinjitsu (Power 13)

On Monday, April 23, 2012 0 comments



Power 12 (click here)

Power 13


Zhiiiiing peluru emas dari pistol Ryuzaki melesat menuju jantung Mirchiru. Dengan sigap, Michiru menghindar dari peluru itu.

“Kau tidak akan bisa lari begitu saja.....”kata Ryu

Peluru emas yang harusnya sudah berhasil dihindari Michiru berbelok dan mengenai lengan Michiru.

“Kau lupa? Aku bisa mengendalikan semua jenis emas”

“Lupa? Entahlah... mungkin kau yang melupakan ini”

Aliran listrik terlihat mengalir ke kepala Ryu.

“Kau ----“

“Apa kau lupa dengan jurus ini? Padahal kau sendiri pernah merasakannya pada malam terakhir itu....”

“Aku takkan melupakannya sialan! Apalagi saat malam itu.....”

Flashback

“Rin, Michiru sudah mau pergi nih?”

“Memangnya kenapa heh, Jeff?” tanya Michiru

“Tidak... anak itu terlihat menyebalkan” jawab Jeff

“Kau bohong Jeff... kau marah karena tanganmu kan?” tanya Misa sambil melihat tangan Jeff yang putus

“Tanganku? Bukan... sepertinya memang sudah saatnya beregenerasi. Memang memakan waktu seminggu sih..”

“Regenerasimu lambat Jeff... sangat berbeda dibandingkan dia

“Aku tau itu Michiru..... sana pergi”

Michiru dan Misa pergi ke suatu tempat yang jaraknya berkilo-kilo meter dari tempat itu. Tempat yang lumayan kumuh, bekas kebakaran 10 tahun yang lalu. Di sana sangat hening, banyak rumah-rumah gosong yang tidak ditempati.

Mereka berjalan menelusuri gang-gang kecil yang kumuh itu. Sering kali terlihat tikus-tikus dan kecoak yang merayap di bawah kaki mereka. Di pojok gang itu terlihat sebuah rumah yang sudah setengah terbakar.

“Ini rumahnya ya...”

“Tampaknya begitu, ayo masuk Misa”

Mereka masuk melewati pagar yang sudah roboh dan juga pintu yang lepas darisalah satu engselnya. Mereka berjalan menelusuri lorong-lorong menuju kamar yang terletak di lantai atas.

Di kamar itu terlihat seorang anak laki-laki kurus berambut emas sedang dudukcdi pinggiran tempat tidurnya sambil melihat keluar jendela yang sudah retak.

“Ryu, ikutlah dengan kami....” ajak Michiru

“Aku tidak mau! Sudah kubilang pada kalian berulang kali pada kalian!!!” puluhan peluru emas melesat ke arah Michiru dan Misa

“Lihat kenyataannya Ryu, kau belum bisa mengendalikan kekuatanmu!”kata Misa

Peluru emas itu hanya menggores sedikit paha Michiru dan pipi Misa. Semuanya meleset...

“Aku tidak peduli!!”

“Cukup Ryu... aku tau selama ini kau hidup sendirian di sini... kau pasti kesepian kan? Ayo ikut kami, kami akan mengajarkanmu bagaimana cara mengendalikan kekuatanmu itu” bujuk Michiru

“Kalian tidak mengerti... dari dulu aku sudah sendirian! Aku hanya hidup dengan emasku saja!”

“Kau tidak sendiri bodoh...” kata Michiru sambil memeluk Ryu “mulai sekarang kamilah keluarga dan saudaramu. Kami tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi Ryu” lanjut Michiru

“Itu benar, Ryu... sekarang kamilah keluargamu” Misa membenarkan

“Kalian bohong!” Ryu menangis

“Sekarang tidurlah Ryu...”

Terlihat aliran listrik menjalar di kepala Ryu. Perlahan-lahan Ryu menutup matanya dan tertidur.

3 tahun kemudian...

“Sensei, kita mau menemui siapa?” tanya Earl kecil

“Orang terkuat di kelompokku.... Michiru. Kau akan melawannya nanti” jawabnya

“Bukankah kau bilang dia yang terkuat? Aku... aku tidak yakin bisa menang.....”

“Yah... ada kemungkinan menang kalau kau mau berusaha....”

“Hmmm....”

Di suatu rumah kecil di tengah hutan yang gelap, Michiru terlihat menunggu dia dan Earl sambil memainkan gamenya. Beberapa saat kemudian, dia dan Earl masuk ke rumah itu.

“Michiru, ini lawan barumu.... dia yang terbaik selama 3 tahun terakhir ini.”

“Yeah.... aku melihatnnya. Matanya terlihat sangat unik... Siapa namamu?”

“Earl Kokuto. Aku akan mengalahkanmu Michiru-san” jawab Earl

“Earl? Nama yang unik.... Apakah dia benar-benar muridmu?”

“Tentu saja. Dia anak yang berbakat melebihi yang lain. Yah... Ayo kita mulai sekarang”

Earl berdiri berhadap-hadapan dengan Michiru. Michiru meletakan gamenya di meja tua yang rapuh lalu menatap mata Earl.

“Michiru, mulailah!”

Michiru mulai mengeluarkan jurus andalannya, aliran listrik yang mengendalikan seluruh saraf manusia. Tapi jurus itu tidak mempan, seakan-akan ada dinding transparan yang menolak listrik itu menerobosnya.

“Jurus basi.... Ah, kau tidak akan bisa berdiri dengan 2 kaki lagi kalau dalam kedaan begitu kan?”

“Apa!?”

Michiru sudah tidak berpijak pada tanah lagi, kini dia melayang-yang diudara.

“GV-0”

Michiru tiba-tiba terpental ke belakang membuat tembok rumah tua itu retak.

“Heh... sepertinya aku juga harus serius nih.... Lightning!”

Ctaaaaar petir tiba-tiba menyambar rumah tua itu dan membuat lantainya retak.

“Ah, kau bisa memakai petir! Itu curang!”

“Dasar anak polos.... petir termasuk listrik tau! Karena itu aku bisa mengendalikannya!”

Michiru mengayunkan lengannya, petir tiba-tiba menyambar Earl. Tapi lagi-lagi petirnya tertahan oleh sesuatu yang seperti dinding transparan itu.

“Cih! Lagi-lagi dinding itu....”

“Ini hanya gaya tolak saja.... Aku juga akan serius mulai sekarang Michi-nii (Kak Michi)”

Michiru merogoh saku celananya tapi Earl menyadari hal itu dan melancarkan serangan.

“Apapun yang ada di sakumu itu, aku tidak akan membiarkanmu menggunakannya!”

Michiru terangkat ke udara lalu terbanting ke bawah lalu lagi, lagi, lagi, lagi dan lagi... Michiru sama sekali tidak bisa bergerak lagi....

“The Last....”

Earl memunculkan bola kecil berwarna merah di telapak tangannya lalu mementalkannya ke arah Michiru yang babak belur.

Bola itu tiba-tiba membesar, cahaya merah keluar dari bola kecil itu. Setelah itu sesuatu seperti jarum-jarum kecil keluar dari cahaya itu.

“Uaaaargh!!!!!”

“Wah, masih hidup rupanya.... sensei, lalu bagaimana?”

“Kau pulang saja duluan, aku akan mengurusnya setelah itu aku akan menyusul...”

“Osh!”

Earl berjalan keluar dari rumah tua itu.

“Kau kalah ya... sayang sekali kan Michiru? Yah... Aku akan memanggil Ryu ke sini untuk membawamu ke markas.... Sayonara Michiru...”

“Cih.... bocah jenius....”

Setelah itu Michiru pingsan.

3 hari setelah pertarungan itu....

“Michi-nii, sudah sadar ya...”

“Ryu... berapa hari aku pingsan?”

“3 hari...”

“Lumayan lama.... apakah ada makanan Ryu? Aku super lapar!”

“Sepertinya sih masih ada sisa makan malam... Lihat saja ke dapur...”

“Ayo ke dapur Ryu!!” kata Michiru sambil menarik tangan Ryu

Flashback end

“Lalu 5 hari kemudian aku melihatmu melarikan diri saat badai. Kau menggunakan jurus itu untuk mengunci gerakanku lalu pergi. Bukankah begitu?

“Tapi sepertinya kau masih memakai nama yang keberikan... Kau suka nama itu?”

“Berisik!”

Karena terpancing obrolan Ryuzaki, Michiru menjadi lengah dan jurusnya melemah. Ryu mulai bergerak menyerang Michiru.

“Matilah kau Michi-nii!”

Emas-emasnya melesat menuju Michiru.

“Kau kalah Ryu....”

Listrik mengalir dari kepingan-kepingan emas yang berada di sekeliling Ryuzaki menuju dirinya.

“Ryu, apa kau lupa? Emas ada penghantar emas yang paling bagus....”

“Sialan kau!”

“Ryu... sekarang tidurlah”

Dalam sekejap, Ryuzaki jatuh dan pingsan. Michiru memenangkan pertarungan ini.

“Ryu... aku hanya tidak bisa kalah di depanmu, karena seorang kakak tidak akan menunjukan kegagalannya pada adiknya....”

Power 14 (click here)

0 comments:

Post a Comment