Power 7 (click here)
Power 8
Earl , Raichi dan Naito pergi mencari pelaku ledakan itu. Hikari, Hanabi dan Hitomi yang sudah dipanggil Hato sedang berusaha memadamkan api.
“Kenapa sih kita yang harus memadamkan api...” keluh Hanabi
Hikari dan Hanabi menyiram api dengan air yang diambil dari toilet. Hitomi juga mengguanakan kekuatannya untuk memadamkan api.
Apinya sudah melahap 4 kelas dan akan bertambah lagi. sangat susah memadamkannya hanya dengan 3 orang.
Anggota lainnya sudah dihubungi, tapi sebelum mereka datang gedung ini terlanjur habis.
Mereka bertiga sudah kelelahan dan panik sedangkan kelas yang sudah berhasil dipadamkan hanya 2 kelas. Apinya sudah mulai merambat dan melahap 5 kelas.
“Api ini tidak ada habisnya!” keluh Hanabi
“Ayo berusaha sedikit lagi sampai yang lain datang” kata Hitomi
“Kalau mereka datang juga tidak ada gunanya.. sekolah ini pasti sudah tinggal puing-puing” kata Hanabi
“Jangan pesimis begitu dong! Ayo bangun” kata Hikari
Di tengah-tengah kelelahan mereka, keajaiban terjadi. Semua api berubah menjadi es. Siapa yang membuat semua ini? Apakah dewa itu memang ada?
Ternyata semua itu dibuat oleh 2 orang pria asing yang sebaya dengan Hikari dan Hanabi datang mengampiri mereka bertiga. 2 pria itu... kembar!
1 orang berambut merah dan memancarkan aura yang hangat sedangkan 1 orang lagi berambut perak dan memancarkan aura yang dingin.
“Wah.... Ada 2 pasang kembar di sini....”kata Hitomi
“Terima kasih sudah membantu kami. Ngomong-ngomong kalian ini siapa?”
“Namaku Alv dan dia Zen. Kami murid pindahan. Kalau kalian?”
“Hikari”
“Hitomi”
“Hahabi. Rasanya aku pernah bertemu kalian di suatu tempat deh” kata Hanabi
“Hitomi”
“Hahabi. Rasanya aku pernah bertemu kalian di suatu tempat deh” kata Hanabi
“Mungkin hanya perasaanmu saja.... sebenarnya apa yang terjadi di sini?” tanya Alv
“Seseorang meledakan kelas dan membuat kebakaran tadi” jawab Hikari
“Itu berbahaya sekali. Apakah tidak ada orang yang mencari pelakunya?” tanya Alv
“Teman kami sedang mencarinya” kata Hikari
“Kalian bergabung saja dengan mereka. Kami akan memadamkan sisa-sisa api ini” kata Zen sambil melihat api-api kecil yang belum dibekukan
“Kalian bergabung saja dengan mereka. Kami akan memadamkan sisa-sisa api ini” kata Zen sambil melihat api-api kecil yang belum dibekukan
“Mohon bantuannya ya! Kami akan segera pergi sekarang” kata Hitomi
Mereka bertiga pergi menyusul Earl sedangkan Alv dan Zen sedang memeriksa kalau saja masih ada api. Semester ini sepertinya banyak murid pindahan aneh. Selanjutnya murid macam apa lagi?
Di lapangan sekolah, pertarungan sedang terjadi. Earl, Raichi dan Naito sedang melawan pria berumur 17-an dengan rambut semerah darah.
Bagaimanapun juga dia terlihat seperti vampire dengan jubahnya dan gigi taringnya yang panjang juga dikelilingi oleh emas cair yang mengambang di udara.
Dingin namun hangat, kejam namun lembut, ganas namun menenangkan, terang namun gelap. Mungkin itu yang dapat mengekspresikannya tatapan yang seolah-olah mengetahui segalanya.
“Hei kenapa kau meledakan kelas?!” kata Naito
“Bukan urusanmu!”
“Itu urusan kami! Kau hampir membunuh semua orang di kelas!” teriak Raichi
“Kau terlalu cerewet, aku akan meledekan kalian segera”
Pria itu mencampurkan sesuatu ke dalam emas cairnya. Itu adalah... bubuk mesiu! Jadi itulah cara yang digunakannya untuk meledakan kelas.
“Kemampuanku adalah mengubah emas menjadi wujud yang kumau dan aku sudah mengembangkannya dengan bubuk mesiu ini” katanya sambil menjentikan jarinya dengan tenang
Butiran emas padat berisi bubuk mesiu yang akan meledak saat menyentuh sesuatu melesat ke arah mereka bertiga.
“Duaaar” emasnya meledak. Gumpalan asap bergumpal-gumpal di sekeliling mereka bertiga. Pria itu membalikan badan dan berjalan tapi terdengar teriakan dibelakangnya.
“Hei! Mau kabur ya?” kata Naito
“Wah wah... kalian masih hidup ya merepotkan...”
Asapnya mulai mereda dan mereka mulai terlihat. Ternyata itu pekerjaan Earl, mereka bertiga melayang sejauh 30 meter. Kekuatan Earl adalah mengendalikan gravitasi.
“Masih belum mati ya? Merepotkan...”
Earl, Naito dan Raichi perlahan turun dan mendarat ke tanah.
“Hoi, namaku Earl siapa namamu?”
“Ryuzaki. Kau beruntung menanyakan namaku karena orang yang menanyakan namaku akan mati dalam 1 menit.” katanya sambil membentuk emasnya menjadi duri raksasa di udara.
“On” duri raksasa itu langsung jatuh ke arah Ketua, Raichi dan Naito.
Tapi duri itu seperti tertahan seolah-olah ada dinding transparan yang kokoh di udara. Tapi sebenarnya itu hanya gaya tolak yang dikeluarkan ketua.
“Alpha” Ryuzaki menjentikan jarinya, duri itu berpindah ke belakang ketua.
Sepertinya ada satu butir emas kecil di belakang ketua dan ada 1 tulisan kanji di emas itu. Tapi emas itu meleleh, Hanabi dan Raichi menyemprotkan lahar dan api bersamaan.
“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana dengan apinya?” tanya Raichi
“Tentu saja sudah dipadamkan” kata Hanabi
“Princess... melelehkannya hanya akan mengubah bentuknya saja. Tapi emas tetaplah emas”
“Princess?? Maksudmu aku?” Hanabi terheran-heran
Ryuzaki tidak menjawab. Dia memadatkan dan merubah emasnya menjadi busur dan panah. Busur dan panah itu melesat ke genggaman Ryuzaki dan dia mulai menembak.
Panahnya melesat sangat cepat dan “Drak!” panahnya berbenturan dengan perisai lahar beku milik Hanabi. Setelah itu panahnya terpotong oleh jaring Hikari.
“Kau ngotot sekali Princess. Tapi panah itu bisa meledak dan membuat perisai yang rapuh itu hancur loh”
Benar saja, panahnya meledak. Sepertinya Ryuzaki sudah mencapur semua emasnya dengan mesiu.
Tapi..... ini bukan hanya mesiu saja! Emasnya juga dicampur dengan obat tidur yang sangat kuat. Dalam sekejap saja semuanya langsung tertidur.
“Sial.... aku lengah” kata Earl sambil terjatuh dan tertidur
“Sial.... aku lengah” kata Earl sambil terjatuh dan tertidur
“Merepotkan sekali melawan mereka semua sekaligus. Lagipula teman mereka sepertinya sudah datang” gumam Ryuzaki
Ryuzaki.... dia berubah menjadi serigala hitam! Walaupun dalam wujud serigala terlihat sangat jahat dengan tatapan lebih dingin dari es apapun. Lalu dia berlari menembus udara yang hangat di sore hari itu.
Princess kembar yang merepotkan... sayangnya sekarang aku tidak boleh membunuhnya batin Ryuzaki
Power 9 (click here)
Power 9 (click here)
0 comments:
Post a Comment