Shinjitsu (Power 5)

Power 4 (click here)
Power 5



“Mungkin kalian perlu istirahat dulu...” kata Earl

“Raichi, kau mau menemaniku latihan dengan katana? Aku ingin memakainya lagi!”

“Boleh saja”

Aku dan Raichi menghabiskan sore itu dengan latihan menggunakan katana sedangkan Hanabi dan Naito mungkin sedang berjalan-jalan di pantai yang sepi itu.

Entah kenapa darahku bergejolak dan bersemangat saat memegang katana. Rasanya seperti aku sudah menyukainya dari dulu, sangat menyenangkan!

Hari ini seperti berlalu dengan sangat cepat. Tak terasa kalau sekarang aku sudah berada di kamarku, belajar untuk ulangan besok.

Ah... Tak terasa sudah pagi. Aku ketiduran saat belajar untuk ulangan besok. Aku segera bangun dari meja belajar di kamar baruku dan segera bersiap-siap ke sekolah dengan Raichi.


Saat aku melewati gerbang sekolah terdengar bisik-bisik "ada murid pindahan baru loh". Sepertinya mereka belum melihatnya. Aku tidak tertarik dengan murid baru itu.


Bel sudah berbunyi, semua murid segera masuk ke kelas masing-masing. Setelah semuanya masuk, guru kami memanggil murid pindahan.


"Namaku Hanabi Yuuki, senang bertemu dengan kalian"


Ah! Murid pindahannya ternyata Hanabi. Dan..... dia berpenampilan sama persis denganku! Apakah hanya kebetulan?

Sepertinya teman-teman juga menjauhi Hanabi, mungkin karena dia mirip denganku.
Sepulang sekolah Hanabi mengikutiku pulang sedangkan Raichi langsung pergi bertugas.

“Hikari, maaf ya aku tidak bisa ikut pulang. Aku ada tugas...” kata Raichi padaku

“Tidak apa-apa kok!”

Di tengah perjalanan aku dan Hanabi merasa ada yang mengikuti kami daritadi. Jalanan yang sunyi itu menambah kekhawatiranku, saat ini kami tidak bisa apa-apa selain bersiap-siap kalau dia menyerang.

“Nee-chan, apa kau tidak merasa kita sedang diikuti?” bisik Hanabi

“Aku tau... tapi kita tidak mungkin menyerangnya. Kita hanya bisa menunggu dia menyerang, kita belum tau pasti di mana orangnya”

Aku sudah mulai mengumpulkan cahaya untuk jaga-jaga saja. Jadi kalau terjadi sesuatu aku sudah siap mengajak Hanabi lari.

Tap tap tap langkah kaki orang itu mulai terdengar dibelakangku. Aku dan Zhiing cahaya keluar dari telapak tanganku. Aku segera mengajak Hanabi berlari sejauh mungkin. Tapi sepertinya tidak berhasil.....

Orang itu sudah berada di depan kami! Pria berumur 30-an, bejenggot agak panjang dan juga berpakaian serba hitam. Dia mengeluarkan pisaunya dan bersiap menerkam kami.

Ini sangat buruk! Kami terdesak. Musuh telah bersiap-siap menyerang kami tapi Hanabi menutup matanya dan berbisik pada dirinya sendiri.

“Fokus! Fokus! Aku pasti bisa!”

Duar! Hanabi berhasil mengeluarkan lahar dari telapak tangannya dan membuat orang itu kepanasan. Itu cukup untuk menghentikannya, kami segera berlari ke markas.

Kerumunan orang segera datang kami, untungnya aku sudah tidak berada di gang itu lagi. Aku tidak mau repot-repot menjelaskan kejadian yang tidak bisa dipercaya oleh para polisi yang sok tau itu.

Ketika aku dan Hanabi sampai di merkas Hanabi langsung masuk ke kamarnya. Dan ketua yang sedang berbicara dengan Raichi langsung menyambutku.

"Kerja bagus! Kau dan Hanabi berhasil mengalahkan buronan berbahaya itu Hanabi sudah berhasil mengeluarkan kekuatannya" kata ketua.


"Buronan? Tapi kenapa dia menyerang kami dan tidak kaget dengan kekuatanku?"


"Makanya sudah kubilang dia itu sangat berbahaya. Dia mengetahui tentang Shinjitsu juga sering membunuh untuk mengambil organ dalam orang yang dia bunuh makanya aku menyuruh Raichi menangkapnya ....."


"Tapi kau dan Hanabi sudah duluan, Sugoi! Omedeto ne! (Hebat! selamat ya!)" sela Raichi.


“Aku sangat takut tadi. Untung saja Hanabi sudah bisa mengeluarkan laharnya....”


"Sebaiknya kalian makan saja sekarang! Dan untuk Hikari setelah makan lanjutkan latihan dan tolong panggil Hanabi juga" kata ketua.


Aku dan Raichi pergi ke ruang makan. Makanan sudah tersedia tapi tidak ada orang yang makan di situ. Mungkin setelah pulang sekolah mereka langsung menjalankan tugas menangkap penjahat.

Mereka selama beberapa hari ini masih bersantai-santai di markas. Mungkin itu untuk menyambutku dan Hanabi? Pasti setelah libur itu mereka dapat banyak tugas...

Setelah makan aku mengganti bajuku, memanggil Hanabi untuk latihan dan pergi ke tempat latihan berdua.

“Hanabi, tadi itu sangat hebat loh! Omedeto ne!”

“Itu... hanya kebetulan saja”

“Jangan bohong! aku tau kau tadi berusaha mengeluarkannya!”

“Terserah deh...”

Kami banyak ngobrol tentang sekolah sampai saat pertama kali masuk ke Shinjitsu. Sekarang kami jadi mulai akrab seperti saudara.

"Ayo lanjutkan latihannya...”kata Hanabi


"Ya.. Sekarang untuk Hikari coba mengumpulkan cahaya dari luar tubuhmu dan mengubahnya menjadi setipis benang dan mengubahnya menjadi jaring-jaring"


"Ya akan kucoba..."


"Lalu untuk Hanabi cobalah untuk membuat laharmu menjadi percikan lahar yang bisa melelehkan besi’

"Yaa...."


Aku mencoba melakukannya tapi tidak semudah yang kupikirkan. Aku harus mengumpulkan cahaya dari luar dan mengubahnya menjadi jaring yang bisa memotong.


Aku mencobanya berkali-kali tapi selalu gagal.... Itu sangat sulit!

Hanabi sedang mencoba mendinginkan laharnya dan mengubahnya menjadi percikan-percikan lahar. Sepertinya dia kesuliatan untuk mengubah laharnya. Latihan ini memang sulit...


Hari sudah mulai sore, kami baru mengalami sedikit kemajuan. Aku sudah bisa mengumpulkan cahaya dan Hanabi sudah bisa mengubah laharnya tapi belum bisa melelehkan besi yang disediakan Earl-senpai. Ya, tidak banyak kemajuan.


"Kalian boleh istirahat sekarang. Latihan akan dilanjutkan besok." kata ketua.


Aku memang sudah sangat capek. Aku masuk ke kamarku dan mandi. Setelah mandi aku tidur sampai jam makan malam. Hari ini sangat melelahkan......


Akhirnya tiba juga jam makan malam. Tapi hari ini orang yang makan sedikit sekali. Mereka adalah Ryuuki, Naito, Komatsu, Hanabi dan aku. Yang lain pasti sedang mendapat tugas.

Dari raut wajah mereka, aku tau mereka pasti berhasil mengalahkan musuh mereka. Tergambar raut wajah kemenangan dan kepuasan.

Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan segera kembali ke kamarnya. Mungkin dia ingin latihan dulu di kamarnya seperti yang akan kulakukan setelah selesai makan.


Setelah selesai makan aku  masuk ke kamarku. Aku berlatih sebentar dan jaring-jaringnya sudah mulai terbentuk. Sudah 1 jam sejak aku berlatih dan aku jadi kelelahan. Aku tak menyangka bisa jadi kelelahan seperti ini.

Aku segera menyiapkan buku dan tidur.

“Hikari! Hikari! Ayolah, coba ingat aku!” kata seseorang

“Aku hanya mengetahui namamu, Toru kan?” balasku

“Ya aku Toru, cobalah ingat aku Hikari!”

“Tidak bisa! Aku tidak mengingat apapun!”

Kriiiiiiing! Alaramku sudah berbunyi dari tadi.

“Gawat, aku bangun kesiangan! Sekarang sudah jam 7 lewat! Ini rekor terbaruku!”.

Aku segera mandi, memakai seragamku, mengambil tas, memakai sepatu dan mencoba kecepatan cahaya.

Aku sudah tau kalau dengan kekuatan cahaya aku pasti bisa berlari dengan kecepatan cahaya. Aku mulai memasang kuda-kuda untuk berlari lalu mencoba berlari dengan kecepatan cahaya.

Tak kusangka akan berhasil! Aku jadi kewalahan sendiri menangani kecepatanku laluu... Bruk! Aku terjatuh di gang kecil dekat sekolah. Yah.. lumayan untuk percobaan pertama.

Ini aneh! Halaman sekolah yang biasanya ramai menjadi sepi dan sunyi. Aku melihat jam sekali lagi, sekarang masih jam 7.55 bel masih 5 menit lagi tapi kenapa tidak ada orang?

Semuanya bertambah aneh saat masuk ke gedung sekolah. Suasana di dalam sunyi, hening dan... tidak ada siapapun! Ini bukan hari libur kok!

Apa yang terjadi dengan murid-murid dan guru-guru di sini? Aku berlari menuju kelasku dan tidak ada seorangpun di sana. Sebenarnya aku hanya khawatir dengan Raichi dan Hanabi.

Aku mendengar jeritan di belakang sekolah. Langsung saja aku melihat dari jendela, jendela kelasku menghadap ke belakang sekolah. Aku sangat kaget saat melihat ini!

Kalian pasti tidak akan percaya! Semua murid dan guru tergeletak di lapangan, apa mereka pingsan atau..... MATI!? Tanpa pikir panjang aku segera berlari ke belakang sekolah.

"Syukurlah mereka masih hidup!" Kataku lega.

Tunggu, kenapa aku harus memikirkan mereka? Mereka bukan temanku kok! Lagipula aku tidak tau harus berbuat apa...

Tapi siapa yang melakukan semua ini? Aku baru sadar, Raichi dan Hanabi tidak ada!! Aku mengumpulkan cahayaku dan melontarkannya ke atas sambil berteriak memanggil Sora.

"Wuuush" Sora segera datang membelah angin. Aku dan Sora mengecek seluruh pelosok sekolah yang sudah pasti kosong itu sekali lagi. Hasilnya sama saja, sama sekali tidak ada orang...

Setelah itu aku menyuruh Sora pergi ke markas. Tapi, Sora tidak menemukan mereka di markas! Terpaksa aku pergi mencari mereka dengan Sora di seluruh kota Koshiro (nama kota) ini.

Saat aku pergi ke sekolah, aku sama sekali menyadari ini. Semua penduduk kota Koshiro juga pingsan seperti yang terjadi di sekolah, pantas saja lampu depan rumah mereka masih menyala.

Aku memeriksa seluruh pelosok kota Koshiro, melewati gang-gang sempit. Tapi hasilnya sama saja seperti di sekolah, tidak ada satupun anggota Shinjitsu di situ ataupun orang yang sadarkan diri.

Aku pergi lagi ke sekolah berharap ada yang sudah sadar supaya aku bisa bertanya pada mereka. Aku berlari ke sekolah dan Sora mengikuti di belakangku.

Begitu sampai di sekolah, aku dan Sora segera memeriksa semua orang yang pingsan. Setelah setengah jam kami selesai memeriksa semuanya, hasilnya tidak ada satupun yang sudah sadar.

Aku pergi ke lapangan untuk mencari jejak, tapi yang kutemukan adalah seorang anak aneh yang memakai topeng berbentuk seperti burung. Aku mencoba mendekatinya tapi dia langsung lenyap.

Aku kembali ke gedung sekolah dengan rasa penasaran, otaku rasanya mau pecah memikirkan hal ini dan aku sudah mulai merasa lelah. Tiba-tiba Hanabi muncul di depanku dan bertanya.

"Nee-chan, Kau melihat anak yang memakai topeng?"

"Ya, tadi dia berdiri di sana. Saat aku mau mendekatinya dia menghilang. Memangnya kenapa dengan anak itu?"

"Tanyanya nanti saja! Sekarang kita harus mengejar anak itu" teriak Raichi dari belakang. “Ke mana arah anak itu pergi?”

"Mungkin ke belakang sekolah. Eh? Hei tunggu! Apa yang terjadi sih?!"

Dasar! Mereka mengabaikan pertanyaanku! Aku mengikuti mereka dengan memeras tenaga terkahirku yang masih tersisa.

Power 6 (click here)

0 comments:

Post a Comment

Shinjitsu (Power 5)

On Monday, April 23, 2012 0 comments

Power 4 (click here)
Power 5



“Mungkin kalian perlu istirahat dulu...” kata Earl

“Raichi, kau mau menemaniku latihan dengan katana? Aku ingin memakainya lagi!”

“Boleh saja”

Aku dan Raichi menghabiskan sore itu dengan latihan menggunakan katana sedangkan Hanabi dan Naito mungkin sedang berjalan-jalan di pantai yang sepi itu.

Entah kenapa darahku bergejolak dan bersemangat saat memegang katana. Rasanya seperti aku sudah menyukainya dari dulu, sangat menyenangkan!

Hari ini seperti berlalu dengan sangat cepat. Tak terasa kalau sekarang aku sudah berada di kamarku, belajar untuk ulangan besok.

Ah... Tak terasa sudah pagi. Aku ketiduran saat belajar untuk ulangan besok. Aku segera bangun dari meja belajar di kamar baruku dan segera bersiap-siap ke sekolah dengan Raichi.


Saat aku melewati gerbang sekolah terdengar bisik-bisik "ada murid pindahan baru loh". Sepertinya mereka belum melihatnya. Aku tidak tertarik dengan murid baru itu.


Bel sudah berbunyi, semua murid segera masuk ke kelas masing-masing. Setelah semuanya masuk, guru kami memanggil murid pindahan.


"Namaku Hanabi Yuuki, senang bertemu dengan kalian"


Ah! Murid pindahannya ternyata Hanabi. Dan..... dia berpenampilan sama persis denganku! Apakah hanya kebetulan?

Sepertinya teman-teman juga menjauhi Hanabi, mungkin karena dia mirip denganku.
Sepulang sekolah Hanabi mengikutiku pulang sedangkan Raichi langsung pergi bertugas.

“Hikari, maaf ya aku tidak bisa ikut pulang. Aku ada tugas...” kata Raichi padaku

“Tidak apa-apa kok!”

Di tengah perjalanan aku dan Hanabi merasa ada yang mengikuti kami daritadi. Jalanan yang sunyi itu menambah kekhawatiranku, saat ini kami tidak bisa apa-apa selain bersiap-siap kalau dia menyerang.

“Nee-chan, apa kau tidak merasa kita sedang diikuti?” bisik Hanabi

“Aku tau... tapi kita tidak mungkin menyerangnya. Kita hanya bisa menunggu dia menyerang, kita belum tau pasti di mana orangnya”

Aku sudah mulai mengumpulkan cahaya untuk jaga-jaga saja. Jadi kalau terjadi sesuatu aku sudah siap mengajak Hanabi lari.

Tap tap tap langkah kaki orang itu mulai terdengar dibelakangku. Aku dan Zhiing cahaya keluar dari telapak tanganku. Aku segera mengajak Hanabi berlari sejauh mungkin. Tapi sepertinya tidak berhasil.....

Orang itu sudah berada di depan kami! Pria berumur 30-an, bejenggot agak panjang dan juga berpakaian serba hitam. Dia mengeluarkan pisaunya dan bersiap menerkam kami.

Ini sangat buruk! Kami terdesak. Musuh telah bersiap-siap menyerang kami tapi Hanabi menutup matanya dan berbisik pada dirinya sendiri.

“Fokus! Fokus! Aku pasti bisa!”

Duar! Hanabi berhasil mengeluarkan lahar dari telapak tangannya dan membuat orang itu kepanasan. Itu cukup untuk menghentikannya, kami segera berlari ke markas.

Kerumunan orang segera datang kami, untungnya aku sudah tidak berada di gang itu lagi. Aku tidak mau repot-repot menjelaskan kejadian yang tidak bisa dipercaya oleh para polisi yang sok tau itu.

Ketika aku dan Hanabi sampai di merkas Hanabi langsung masuk ke kamarnya. Dan ketua yang sedang berbicara dengan Raichi langsung menyambutku.

"Kerja bagus! Kau dan Hanabi berhasil mengalahkan buronan berbahaya itu Hanabi sudah berhasil mengeluarkan kekuatannya" kata ketua.


"Buronan? Tapi kenapa dia menyerang kami dan tidak kaget dengan kekuatanku?"


"Makanya sudah kubilang dia itu sangat berbahaya. Dia mengetahui tentang Shinjitsu juga sering membunuh untuk mengambil organ dalam orang yang dia bunuh makanya aku menyuruh Raichi menangkapnya ....."


"Tapi kau dan Hanabi sudah duluan, Sugoi! Omedeto ne! (Hebat! selamat ya!)" sela Raichi.


“Aku sangat takut tadi. Untung saja Hanabi sudah bisa mengeluarkan laharnya....”


"Sebaiknya kalian makan saja sekarang! Dan untuk Hikari setelah makan lanjutkan latihan dan tolong panggil Hanabi juga" kata ketua.


Aku dan Raichi pergi ke ruang makan. Makanan sudah tersedia tapi tidak ada orang yang makan di situ. Mungkin setelah pulang sekolah mereka langsung menjalankan tugas menangkap penjahat.

Mereka selama beberapa hari ini masih bersantai-santai di markas. Mungkin itu untuk menyambutku dan Hanabi? Pasti setelah libur itu mereka dapat banyak tugas...

Setelah makan aku mengganti bajuku, memanggil Hanabi untuk latihan dan pergi ke tempat latihan berdua.

“Hanabi, tadi itu sangat hebat loh! Omedeto ne!”

“Itu... hanya kebetulan saja”

“Jangan bohong! aku tau kau tadi berusaha mengeluarkannya!”

“Terserah deh...”

Kami banyak ngobrol tentang sekolah sampai saat pertama kali masuk ke Shinjitsu. Sekarang kami jadi mulai akrab seperti saudara.

"Ayo lanjutkan latihannya...”kata Hanabi


"Ya.. Sekarang untuk Hikari coba mengumpulkan cahaya dari luar tubuhmu dan mengubahnya menjadi setipis benang dan mengubahnya menjadi jaring-jaring"


"Ya akan kucoba..."


"Lalu untuk Hanabi cobalah untuk membuat laharmu menjadi percikan lahar yang bisa melelehkan besi’

"Yaa...."


Aku mencoba melakukannya tapi tidak semudah yang kupikirkan. Aku harus mengumpulkan cahaya dari luar dan mengubahnya menjadi jaring yang bisa memotong.


Aku mencobanya berkali-kali tapi selalu gagal.... Itu sangat sulit!

Hanabi sedang mencoba mendinginkan laharnya dan mengubahnya menjadi percikan-percikan lahar. Sepertinya dia kesuliatan untuk mengubah laharnya. Latihan ini memang sulit...


Hari sudah mulai sore, kami baru mengalami sedikit kemajuan. Aku sudah bisa mengumpulkan cahaya dan Hanabi sudah bisa mengubah laharnya tapi belum bisa melelehkan besi yang disediakan Earl-senpai. Ya, tidak banyak kemajuan.


"Kalian boleh istirahat sekarang. Latihan akan dilanjutkan besok." kata ketua.


Aku memang sudah sangat capek. Aku masuk ke kamarku dan mandi. Setelah mandi aku tidur sampai jam makan malam. Hari ini sangat melelahkan......


Akhirnya tiba juga jam makan malam. Tapi hari ini orang yang makan sedikit sekali. Mereka adalah Ryuuki, Naito, Komatsu, Hanabi dan aku. Yang lain pasti sedang mendapat tugas.

Dari raut wajah mereka, aku tau mereka pasti berhasil mengalahkan musuh mereka. Tergambar raut wajah kemenangan dan kepuasan.

Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan segera kembali ke kamarnya. Mungkin dia ingin latihan dulu di kamarnya seperti yang akan kulakukan setelah selesai makan.


Setelah selesai makan aku  masuk ke kamarku. Aku berlatih sebentar dan jaring-jaringnya sudah mulai terbentuk. Sudah 1 jam sejak aku berlatih dan aku jadi kelelahan. Aku tak menyangka bisa jadi kelelahan seperti ini.

Aku segera menyiapkan buku dan tidur.

“Hikari! Hikari! Ayolah, coba ingat aku!” kata seseorang

“Aku hanya mengetahui namamu, Toru kan?” balasku

“Ya aku Toru, cobalah ingat aku Hikari!”

“Tidak bisa! Aku tidak mengingat apapun!”

Kriiiiiiing! Alaramku sudah berbunyi dari tadi.

“Gawat, aku bangun kesiangan! Sekarang sudah jam 7 lewat! Ini rekor terbaruku!”.

Aku segera mandi, memakai seragamku, mengambil tas, memakai sepatu dan mencoba kecepatan cahaya.

Aku sudah tau kalau dengan kekuatan cahaya aku pasti bisa berlari dengan kecepatan cahaya. Aku mulai memasang kuda-kuda untuk berlari lalu mencoba berlari dengan kecepatan cahaya.

Tak kusangka akan berhasil! Aku jadi kewalahan sendiri menangani kecepatanku laluu... Bruk! Aku terjatuh di gang kecil dekat sekolah. Yah.. lumayan untuk percobaan pertama.

Ini aneh! Halaman sekolah yang biasanya ramai menjadi sepi dan sunyi. Aku melihat jam sekali lagi, sekarang masih jam 7.55 bel masih 5 menit lagi tapi kenapa tidak ada orang?

Semuanya bertambah aneh saat masuk ke gedung sekolah. Suasana di dalam sunyi, hening dan... tidak ada siapapun! Ini bukan hari libur kok!

Apa yang terjadi dengan murid-murid dan guru-guru di sini? Aku berlari menuju kelasku dan tidak ada seorangpun di sana. Sebenarnya aku hanya khawatir dengan Raichi dan Hanabi.

Aku mendengar jeritan di belakang sekolah. Langsung saja aku melihat dari jendela, jendela kelasku menghadap ke belakang sekolah. Aku sangat kaget saat melihat ini!

Kalian pasti tidak akan percaya! Semua murid dan guru tergeletak di lapangan, apa mereka pingsan atau..... MATI!? Tanpa pikir panjang aku segera berlari ke belakang sekolah.

"Syukurlah mereka masih hidup!" Kataku lega.

Tunggu, kenapa aku harus memikirkan mereka? Mereka bukan temanku kok! Lagipula aku tidak tau harus berbuat apa...

Tapi siapa yang melakukan semua ini? Aku baru sadar, Raichi dan Hanabi tidak ada!! Aku mengumpulkan cahayaku dan melontarkannya ke atas sambil berteriak memanggil Sora.

"Wuuush" Sora segera datang membelah angin. Aku dan Sora mengecek seluruh pelosok sekolah yang sudah pasti kosong itu sekali lagi. Hasilnya sama saja, sama sekali tidak ada orang...

Setelah itu aku menyuruh Sora pergi ke markas. Tapi, Sora tidak menemukan mereka di markas! Terpaksa aku pergi mencari mereka dengan Sora di seluruh kota Koshiro (nama kota) ini.

Saat aku pergi ke sekolah, aku sama sekali menyadari ini. Semua penduduk kota Koshiro juga pingsan seperti yang terjadi di sekolah, pantas saja lampu depan rumah mereka masih menyala.

Aku memeriksa seluruh pelosok kota Koshiro, melewati gang-gang sempit. Tapi hasilnya sama saja seperti di sekolah, tidak ada satupun anggota Shinjitsu di situ ataupun orang yang sadarkan diri.

Aku pergi lagi ke sekolah berharap ada yang sudah sadar supaya aku bisa bertanya pada mereka. Aku berlari ke sekolah dan Sora mengikuti di belakangku.

Begitu sampai di sekolah, aku dan Sora segera memeriksa semua orang yang pingsan. Setelah setengah jam kami selesai memeriksa semuanya, hasilnya tidak ada satupun yang sudah sadar.

Aku pergi ke lapangan untuk mencari jejak, tapi yang kutemukan adalah seorang anak aneh yang memakai topeng berbentuk seperti burung. Aku mencoba mendekatinya tapi dia langsung lenyap.

Aku kembali ke gedung sekolah dengan rasa penasaran, otaku rasanya mau pecah memikirkan hal ini dan aku sudah mulai merasa lelah. Tiba-tiba Hanabi muncul di depanku dan bertanya.

"Nee-chan, Kau melihat anak yang memakai topeng?"

"Ya, tadi dia berdiri di sana. Saat aku mau mendekatinya dia menghilang. Memangnya kenapa dengan anak itu?"

"Tanyanya nanti saja! Sekarang kita harus mengejar anak itu" teriak Raichi dari belakang. “Ke mana arah anak itu pergi?”

"Mungkin ke belakang sekolah. Eh? Hei tunggu! Apa yang terjadi sih?!"

Dasar! Mereka mengabaikan pertanyaanku! Aku mengikuti mereka dengan memeras tenaga terkahirku yang masih tersisa.

Power 6 (click here)

0 comments:

Post a Comment