Shinjitsu (Power 12)

Power 11 (click here)

Power 12


“Hanya segini kekuatanmu? Membosankan....” keluh Zen

Napas Komatsu memburu tapi keringatnya tertahan oleh dinginnya ruangan itu. Luka-luka gores tersebar di sekujur tubuh Komatsu, darah merah dari luka Komatsu menetes ke lantai

“Heh! Ini belum apa apa” balas Komatsu

Komatsu memakai kecepatan suara untuk berpindah tempat ke belakang Zen yang sedang membuat serpihan es di udara.

“Kau!”

“Kena kau!” teriak Komatsu di telinga kanan Zen dengan suara berfrekuensi super tinggi.

Es-es di ruangan itu pecah. Zen terlihat sangat kesakitan, harusnya sekarang telinga Zen sudah hancur.

“Bagaimana? Bisa mendengarku?” tanya Komatsu

“Ow! Ruangan sebelah berisik sekali!” keluh Alv

“Oi, apa kau yakin adikmu baik-baik saja? Aku yakin sekarang Komatsu sudah mengeluarkan suara yang berfrekuensi super tinggi” kata Ryuuki

Traang tubuh Zen pecah berkeping-keping seperti es. Pertarungan Zen dan Komatsu sudah berakhir atau mungkin baru di mulai.....

Zen keluar dari bayangan pintu yang menuju ke ruangan Alv. Bum pintu tertutup, Zen berjalan ke arah Komatsu.

“Itu tidak cukup untuk merusak telinga Zen. Anak itu selalu waspada dan sering memakai tubuh pengganti dari es” balas Alv pada Ryuuki

“Tidak mungkin.... bagaimana kau ---“

“Tubuh pengganti es.... aku hanya bisa memakainya sekali karena akan menghabiskan banyak stamina”

“Hmmm....” Komatsu bergumam sambil tersenyum

“Hidupmu takkan lama lagi... membosankan...”

Zen membuat ribuan stalaktit es raksasa di atas kepala Komatsu

“Tamatlah kau....”

Bruk bruk brak  ribuan stalaktit jatuh dari langit-langit ke arah Komatsu, tapi Komatsu mengambil salah satu stalaktit dan berlari menyerang Zen dengan kecepatan suara.

Crat! Tangan Komatsu berdarah. Duri-duri es tajam muncul dari permukaan stalaktit es.

“Hanya orang bodoh yang nekat menyerangku dengan es... aku bisa mengubah bentuk semua es yang ada di dunia ini”

“Ho! Maaf saja ya kalau aku bodoh!” Komatsu melempar es itu ke arah Zen

“Sudah kubilang percuma menyarangku dengan ---“

“Graaa!” Komatsu berteriak dengan frekuensi yang sangat tinggi dan es itu hancur

Kepingan-kepingan es membuat luka gores pada Zen yang tidak menyang ka kalau Komatsu akan memecahkan esnya.

“Rasakan itu!” ejek Komatsu

Tak! Besi panas Alv mendarat di betis Ryuuki dan membuatnya melepuh. Ryuuki dengan sigap segera menyelimuti lukanya dengan salju.

“Wah wah wah.... selalu siap ya....”

Suhu di ruangan Alv sudah tak karuan, kadang panas dan kadang dingin. Luka-luka bakar akibat pukulan besi panas Alv sudah terlukis di tubuh Ryuuki. Sedangkan Alv hanya mendapat goresan-goresan kecil di lengannya.

“Ayolah keluarkan jurus terbaikmu! Aku bosaaaan!!”

“Ren! Jurus gabungan!” kata Ryuuki pada partnernya

Wuuush badai salju yang membutakan mata terjadi di ruangan Alv. Alv sama sekali tidak bisa melihat apapun.

“Ukh! Apa ini!? Uaagh!!”

Badai berhenti, tubuh Alv sudah penuh dengan bekas cakaran Ren yang menterang di tengah badai.

“Yuki (salju)!!” Ryuuki berteriak

Tubuh dan rambut nya perlahan-lahan menjadi putih. Ren juga perlahan-lahan menjadi besar.

“Ho! Pengaktifan kekuatan ya! Menarik! Ayo mulai!!” Alv kegirangan

“Zub!” Komatsu memberi isyarat pada partnernya yang daritadi bersembunyi di pojok langit-langit

Zub terbang dan mulai mengeluarkan suara-suara berfrekuensi sangat rendah yang bisa mengancam nyawa kalau terlalu lama mendengarnya.

“Uagh! Sialan kau! Rasakan ini!”

Zen membekukan Zub yang melayang-layang di udara.

“Koe (suara)!!”

Zhiiing! Lingkaran-lingkaran gelombang suara berkepadatan tinggi mengelilingi Ryuuki. Traang! Es yang membekukan Zub pecah dan seluruh tubuh Zub yang tadinya biru berubah menjadi merah, taringnya memanjang.

Kraak! Lantaidi ruangan Alv retak. Seluruh tubuh Alv sudah penuh dengan bekas cakaran Ren. Suhu si ruangan itu sudah didominasi loeh Ryuuki, salju dimana-mana.

“Bagaimana? Kekuatanmu tidak bisa digunakan kan?”

“Kau bagaimana kau bi-----”

“Saat mengaktifan kekuatan, saljuku akan menghisap energi dan stamina musuh lalu stamina dan energi itu akan disalurkan padaku dan Ren”

“Heh! Sialan kau! Tapi maaf saja ya! Aku juga punya kartu joker!”

Alv mengambil mutiara berwarna merah dari saku celananya.

“Cross!”

Mutiara Alv berubah menjadi pedang dengan seluruh bagiannya berawarna merah. Aura merah keluar dari pedang itu, rambut Alv memanjang sampai ke kaki, matanya berubah menjadi hijau menyala

“Oke, babak utamanya di mulai!” kata Alv memamerkan gigi-giginya yang tajam

“Heh! boleh juga kau!”

 “Cross!”

Mutiara putih Zen berubah menjadi dindin es, rambut dan kukunya memanjang, matanya berubah menjadi kuning.

“Ini akan segera berakhir....”

Bruk! Ryuuki terjatuh. Tubuhnya penuh dengan berkas sayatan pedang Alv. Tubuhnya yang tadi memutih sekarang kembali normal, begitu juga Ren. Mereka berdua sudah sekarat.

Tapi.... Alv juga terjatuh. Masih ada salju di kakinya. Luka-luka Ryuuki dan Ren perlahan-lahan menutup meskipun tidak tertutup sempurna.

“Sialan kau!” Alv memejamkan matanya dan pingsan

“Ini kesempatan dalam kesempitan kan? Kau lengah saat lawanmu jatuh.... Sayonara jagoan.... kuharap kita bisa bertarung lagi...”

Tring tring! Belati-belati es Zen terpental oleh lingkaran gelombang suara Komatsu. Zub terus menerus mengeluarkan suara berfrekuensi sangat rendah tapi suara itu tidak dapat menembus dinding es Zen. Tampaknya keadaan seri...

“Uaaagh!! Bagaimana kau ----” Zen terjatuh dan memegang kepalanya

“Merambat.... suaraku merambat melalui tanah. Tampaknya kau tidak memasang pelindung di dalam tanah...”

“Kau!! Rasakan ini!”

Dinding es Zen tercerai-berai menjadi serpihan-serpihan es yang kecil. Serpihan-serpihan itu melesat ke arah Komatsu tapi semuanya berhasil di pentalkan oleh suaranya.

Tapi....  Cras!! Betis Komatsu tersayat oleh Es yang tiba-tiba keluar dari dalam tanah.

“Aku memanfaatkan air di dalam tanah dan mengubahnya menjadi es.... Sama dengan caramu kan?”

Beberapa es muncul lagi dari tanah dan melukai perut, paha dan lengan Komatsu.

“Cih! Zub, ayo berhenti bermain-main. Kita lakukan!”

Komatsu dan Zub mulai bergabung. Cahaya biru memancar di ruangan itu, dari cahaya itu keluarlah Komatsu dengan sayap dan taring kelelawar.

“Itu wujud kekuatan penuhmu ya... mengerikan...”

“Ini hanya bisa dilakukan olehku dan Michiru. Tapi sayangnya ini tak bisa sering-sering digunakan...”

Serpihan-serpihan es Zen menyatu dan membentuk pedang es. Dalam sekejap, Komstsu sudah berada di belakang Zen.

“Graa!”

Zen terpental menghantam tembok di depannya. Zhiiing belati-belati es Zen melesat ke arah Komatsu. Triing!  Belati-belati itu terpental tapi Komatsu terluka. Es dari tanah muncul lagi, melukai punggung Komatsu.

Zen memanfaatkan kelengahan sesaat Komatsu karena terluka dengan segera menebaskan pedang esnya. Sayangnya usaha itu gagal...

“Kekuatan dan kecepatanku 10 kali lipat dari yang tadi....”

“Hmmph.. kau jadi kelihatan lebih tenang manusia kelelawar”

“Begitu ya... tapi sepertinya aku tidak akan setenang ini lagi manusia es!”

Komatsu bergerak dengan kecepatan supersonic, lebih tepatnya 2 kali lebih cepat daripada kecepatan suara. Komatsu berputar-putar di sekeliling Zen sambil menyerangnya.

Zen dibuat kewalahan oleh kecepatan Komatsu. Buaak! Tendangan Komatsu mengenai dinding es yang dibuat Zen. Komatsu segera menjauh sebelum mendapat serangan balik dari Zen.

Keduanya terlihat kelelahan, napas mereka memburu. Saat itu, Zen masih bisa bersikap dengan tenang seakan-akan dia sama sekali tidak terluka. Sebaliknya, Komatsu tidak bisa menyembunyikan rasa lelahnya dari Zen.

“Bagaimana? Sudah kelelahan kan manusia kelelawar?” ejek Zen

“Heh! Kau sendiri juga kelelahan!”

Komatsu kembali menyerang Zen. Kali ini, serangan Komatsu kena telak di belakang kepala Zen. Zenpun terjatuh dan pingsan. Komatsu sendiri terduduk kelelahan, cahaya biru kembali memancar. Komatsu dan Zub terpisah lagi.

“Akhirnya.... selesai” Komatsu terengah-engah

“Apanya yang selesai kelelawar?”

Zen tiba-tiba muncul dari belakang es yang menjulang tinggi dari tanah. Komatsu sangat terkejut melihat Zen.

“Kau!” Komatsu menengokan kepalanya melihat Zen palsu

Zen palsu yang dikalahkan Komatsu perlahan-lahan berubah menjadi es seperti sebelumnya. Tubuh pengganti es lagi...

“Apa ini? Kau bilang kau ---“

“Kau pikir aku terlalu bodoh untuk memberitaukan rahasia penting seperti itu? Tubuh pengganti dari es memang menghabiskan banyak stamina tapi dalam bentuk pelepasan kekuatan, staminaku bertambah sehingga aku bisa membuat satu lagi”

Zen berjalan mendekati Komatsu dengan pedang es di tangannya, bersiap membunuh Komatsu

“Cih!”

“Tamatlah kau, manusia kelelawar!” Zen bersiap menusuk jantung Komatsu

Triiiiing!! Pedang es Zen hancur berkeping-keping dan menghilang di udara. Hawa dingin yang mencengkram hilang dari ruangan itu.

“Sial! Aku terlalu banyak memakai kekuatan....”

Bruuk! Zen jatuh dan pingsan sedangkan Komatsu masih diam, duduk di pojok ruangan sambil menghela napas.

“Fuuuh.... nyaris....” gumam Komatsu

Power 13 (click here)

0 comments:

Post a Comment

Shinjitsu (Power 12)

On Monday, April 23, 2012 0 comments

Power 11 (click here)

Power 12


“Hanya segini kekuatanmu? Membosankan....” keluh Zen

Napas Komatsu memburu tapi keringatnya tertahan oleh dinginnya ruangan itu. Luka-luka gores tersebar di sekujur tubuh Komatsu, darah merah dari luka Komatsu menetes ke lantai

“Heh! Ini belum apa apa” balas Komatsu

Komatsu memakai kecepatan suara untuk berpindah tempat ke belakang Zen yang sedang membuat serpihan es di udara.

“Kau!”

“Kena kau!” teriak Komatsu di telinga kanan Zen dengan suara berfrekuensi super tinggi.

Es-es di ruangan itu pecah. Zen terlihat sangat kesakitan, harusnya sekarang telinga Zen sudah hancur.

“Bagaimana? Bisa mendengarku?” tanya Komatsu

“Ow! Ruangan sebelah berisik sekali!” keluh Alv

“Oi, apa kau yakin adikmu baik-baik saja? Aku yakin sekarang Komatsu sudah mengeluarkan suara yang berfrekuensi super tinggi” kata Ryuuki

Traang tubuh Zen pecah berkeping-keping seperti es. Pertarungan Zen dan Komatsu sudah berakhir atau mungkin baru di mulai.....

Zen keluar dari bayangan pintu yang menuju ke ruangan Alv. Bum pintu tertutup, Zen berjalan ke arah Komatsu.

“Itu tidak cukup untuk merusak telinga Zen. Anak itu selalu waspada dan sering memakai tubuh pengganti dari es” balas Alv pada Ryuuki

“Tidak mungkin.... bagaimana kau ---“

“Tubuh pengganti es.... aku hanya bisa memakainya sekali karena akan menghabiskan banyak stamina”

“Hmmm....” Komatsu bergumam sambil tersenyum

“Hidupmu takkan lama lagi... membosankan...”

Zen membuat ribuan stalaktit es raksasa di atas kepala Komatsu

“Tamatlah kau....”

Bruk bruk brak  ribuan stalaktit jatuh dari langit-langit ke arah Komatsu, tapi Komatsu mengambil salah satu stalaktit dan berlari menyerang Zen dengan kecepatan suara.

Crat! Tangan Komatsu berdarah. Duri-duri es tajam muncul dari permukaan stalaktit es.

“Hanya orang bodoh yang nekat menyerangku dengan es... aku bisa mengubah bentuk semua es yang ada di dunia ini”

“Ho! Maaf saja ya kalau aku bodoh!” Komatsu melempar es itu ke arah Zen

“Sudah kubilang percuma menyarangku dengan ---“

“Graaa!” Komatsu berteriak dengan frekuensi yang sangat tinggi dan es itu hancur

Kepingan-kepingan es membuat luka gores pada Zen yang tidak menyang ka kalau Komatsu akan memecahkan esnya.

“Rasakan itu!” ejek Komatsu

Tak! Besi panas Alv mendarat di betis Ryuuki dan membuatnya melepuh. Ryuuki dengan sigap segera menyelimuti lukanya dengan salju.

“Wah wah wah.... selalu siap ya....”

Suhu di ruangan Alv sudah tak karuan, kadang panas dan kadang dingin. Luka-luka bakar akibat pukulan besi panas Alv sudah terlukis di tubuh Ryuuki. Sedangkan Alv hanya mendapat goresan-goresan kecil di lengannya.

“Ayolah keluarkan jurus terbaikmu! Aku bosaaaan!!”

“Ren! Jurus gabungan!” kata Ryuuki pada partnernya

Wuuush badai salju yang membutakan mata terjadi di ruangan Alv. Alv sama sekali tidak bisa melihat apapun.

“Ukh! Apa ini!? Uaagh!!”

Badai berhenti, tubuh Alv sudah penuh dengan bekas cakaran Ren yang menterang di tengah badai.

“Yuki (salju)!!” Ryuuki berteriak

Tubuh dan rambut nya perlahan-lahan menjadi putih. Ren juga perlahan-lahan menjadi besar.

“Ho! Pengaktifan kekuatan ya! Menarik! Ayo mulai!!” Alv kegirangan

“Zub!” Komatsu memberi isyarat pada partnernya yang daritadi bersembunyi di pojok langit-langit

Zub terbang dan mulai mengeluarkan suara-suara berfrekuensi sangat rendah yang bisa mengancam nyawa kalau terlalu lama mendengarnya.

“Uagh! Sialan kau! Rasakan ini!”

Zen membekukan Zub yang melayang-layang di udara.

“Koe (suara)!!”

Zhiiing! Lingkaran-lingkaran gelombang suara berkepadatan tinggi mengelilingi Ryuuki. Traang! Es yang membekukan Zub pecah dan seluruh tubuh Zub yang tadinya biru berubah menjadi merah, taringnya memanjang.

Kraak! Lantaidi ruangan Alv retak. Seluruh tubuh Alv sudah penuh dengan bekas cakaran Ren. Suhu si ruangan itu sudah didominasi loeh Ryuuki, salju dimana-mana.

“Bagaimana? Kekuatanmu tidak bisa digunakan kan?”

“Kau bagaimana kau bi-----”

“Saat mengaktifan kekuatan, saljuku akan menghisap energi dan stamina musuh lalu stamina dan energi itu akan disalurkan padaku dan Ren”

“Heh! Sialan kau! Tapi maaf saja ya! Aku juga punya kartu joker!”

Alv mengambil mutiara berwarna merah dari saku celananya.

“Cross!”

Mutiara Alv berubah menjadi pedang dengan seluruh bagiannya berawarna merah. Aura merah keluar dari pedang itu, rambut Alv memanjang sampai ke kaki, matanya berubah menjadi hijau menyala

“Oke, babak utamanya di mulai!” kata Alv memamerkan gigi-giginya yang tajam

“Heh! boleh juga kau!”

 “Cross!”

Mutiara putih Zen berubah menjadi dindin es, rambut dan kukunya memanjang, matanya berubah menjadi kuning.

“Ini akan segera berakhir....”

Bruk! Ryuuki terjatuh. Tubuhnya penuh dengan berkas sayatan pedang Alv. Tubuhnya yang tadi memutih sekarang kembali normal, begitu juga Ren. Mereka berdua sudah sekarat.

Tapi.... Alv juga terjatuh. Masih ada salju di kakinya. Luka-luka Ryuuki dan Ren perlahan-lahan menutup meskipun tidak tertutup sempurna.

“Sialan kau!” Alv memejamkan matanya dan pingsan

“Ini kesempatan dalam kesempitan kan? Kau lengah saat lawanmu jatuh.... Sayonara jagoan.... kuharap kita bisa bertarung lagi...”

Tring tring! Belati-belati es Zen terpental oleh lingkaran gelombang suara Komatsu. Zub terus menerus mengeluarkan suara berfrekuensi sangat rendah tapi suara itu tidak dapat menembus dinding es Zen. Tampaknya keadaan seri...

“Uaaagh!! Bagaimana kau ----” Zen terjatuh dan memegang kepalanya

“Merambat.... suaraku merambat melalui tanah. Tampaknya kau tidak memasang pelindung di dalam tanah...”

“Kau!! Rasakan ini!”

Dinding es Zen tercerai-berai menjadi serpihan-serpihan es yang kecil. Serpihan-serpihan itu melesat ke arah Komatsu tapi semuanya berhasil di pentalkan oleh suaranya.

Tapi....  Cras!! Betis Komatsu tersayat oleh Es yang tiba-tiba keluar dari dalam tanah.

“Aku memanfaatkan air di dalam tanah dan mengubahnya menjadi es.... Sama dengan caramu kan?”

Beberapa es muncul lagi dari tanah dan melukai perut, paha dan lengan Komatsu.

“Cih! Zub, ayo berhenti bermain-main. Kita lakukan!”

Komatsu dan Zub mulai bergabung. Cahaya biru memancar di ruangan itu, dari cahaya itu keluarlah Komatsu dengan sayap dan taring kelelawar.

“Itu wujud kekuatan penuhmu ya... mengerikan...”

“Ini hanya bisa dilakukan olehku dan Michiru. Tapi sayangnya ini tak bisa sering-sering digunakan...”

Serpihan-serpihan es Zen menyatu dan membentuk pedang es. Dalam sekejap, Komstsu sudah berada di belakang Zen.

“Graa!”

Zen terpental menghantam tembok di depannya. Zhiiing belati-belati es Zen melesat ke arah Komatsu. Triing!  Belati-belati itu terpental tapi Komatsu terluka. Es dari tanah muncul lagi, melukai punggung Komatsu.

Zen memanfaatkan kelengahan sesaat Komatsu karena terluka dengan segera menebaskan pedang esnya. Sayangnya usaha itu gagal...

“Kekuatan dan kecepatanku 10 kali lipat dari yang tadi....”

“Hmmph.. kau jadi kelihatan lebih tenang manusia kelelawar”

“Begitu ya... tapi sepertinya aku tidak akan setenang ini lagi manusia es!”

Komatsu bergerak dengan kecepatan supersonic, lebih tepatnya 2 kali lebih cepat daripada kecepatan suara. Komatsu berputar-putar di sekeliling Zen sambil menyerangnya.

Zen dibuat kewalahan oleh kecepatan Komatsu. Buaak! Tendangan Komatsu mengenai dinding es yang dibuat Zen. Komatsu segera menjauh sebelum mendapat serangan balik dari Zen.

Keduanya terlihat kelelahan, napas mereka memburu. Saat itu, Zen masih bisa bersikap dengan tenang seakan-akan dia sama sekali tidak terluka. Sebaliknya, Komatsu tidak bisa menyembunyikan rasa lelahnya dari Zen.

“Bagaimana? Sudah kelelahan kan manusia kelelawar?” ejek Zen

“Heh! Kau sendiri juga kelelahan!”

Komatsu kembali menyerang Zen. Kali ini, serangan Komatsu kena telak di belakang kepala Zen. Zenpun terjatuh dan pingsan. Komatsu sendiri terduduk kelelahan, cahaya biru kembali memancar. Komatsu dan Zub terpisah lagi.

“Akhirnya.... selesai” Komatsu terengah-engah

“Apanya yang selesai kelelawar?”

Zen tiba-tiba muncul dari belakang es yang menjulang tinggi dari tanah. Komatsu sangat terkejut melihat Zen.

“Kau!” Komatsu menengokan kepalanya melihat Zen palsu

Zen palsu yang dikalahkan Komatsu perlahan-lahan berubah menjadi es seperti sebelumnya. Tubuh pengganti es lagi...

“Apa ini? Kau bilang kau ---“

“Kau pikir aku terlalu bodoh untuk memberitaukan rahasia penting seperti itu? Tubuh pengganti dari es memang menghabiskan banyak stamina tapi dalam bentuk pelepasan kekuatan, staminaku bertambah sehingga aku bisa membuat satu lagi”

Zen berjalan mendekati Komatsu dengan pedang es di tangannya, bersiap membunuh Komatsu

“Cih!”

“Tamatlah kau, manusia kelelawar!” Zen bersiap menusuk jantung Komatsu

Triiiiing!! Pedang es Zen hancur berkeping-keping dan menghilang di udara. Hawa dingin yang mencengkram hilang dari ruangan itu.

“Sial! Aku terlalu banyak memakai kekuatan....”

Bruuk! Zen jatuh dan pingsan sedangkan Komatsu masih diam, duduk di pojok ruangan sambil menghela napas.

“Fuuuh.... nyaris....” gumam Komatsu

Power 13 (click here)

0 comments:

Post a Comment