Shinjitsu (Power 7)

Power 6 (click here)
Power 7


Keesokan harinya, dia yang wajah dan tubuhnya ditutupi oleh bayangan lemari tinggi di kantornya sedang memegang kalung berbentuk matahari besar yang terbuat dari kristal berwarna merah.

Pria itu... dia berbicara dengan kalung!

“Yah.... aku sudah melihat mereka. Mereka sudah bertambah besar dan berkembang”

“Benarkah? Mungkin lebih baik kau coba saja untuk membunuh mereka”

Ini aneh.. Kalung itu bisa berbicara! Suara itu terdengar seperti suara perempuan yang sangat asing.

“Boleh juga idemu Izana!” dia mulai terlihat menikmati pembicaraan ini “Aku akan membuat permainan ini menjadi sangat menarik. Sampai kau tidak bisa berkedip”

“Jadi permainan apa yang akan kau buat?”

“Yah.. akan kurencanakan”

Tiba-tiba 5 orang pria datang ke ruangan itu.

“Silahkan ambil kertas ini. Di situ tertulis misi kalian” katanya

“Baiklah” jawab ke 5 orang pria itu

“Apakah kau serius dengan misi kali ini?”

“tentu saja, segera laksanakan misi itu”

“Baik!”

Di markas shinjitsu, Hanabi kaget dan terbangun dari tidurnya. Dia memimpikan dia! Apa maksudnya dengan “mencoba membunuh”? Hanabi bingung sendiri

“Hanya mimpi?”

Hanabi berusaha mengingat wajah dia tapi kepalah Hanabi menjadi sakit seperti terbelah. Mungkin lebih baik tidak usah memikirkannya lagi pula itu hanya mimpi.

“Aaaah... masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan... masih ada waktu untuk mengerjakannya sekarang” kata Hanabi sambil melihat jamnya.

Di lain tempat, dia sedang duduk dan meminum kopi di kantornya sambil tersenyum.

“Permainan akan segera dimulai... aku tak sabar melihat perkembangannya” gumamnya

“Apa kau sudah yakin?” tanya Izana

“Pasti... aku sudah merencanakannya”

Di kamar Hanabi, Hanabi sedang mengerjakan sesuatu. Naito yang melihat Hanabi dari celah pintu, masuk ke kamar Hanabi.

“Sedang apa?” kata Naito di telinga Hanabi

Hanabi kaget dan hampir menggunting tangannya sendiri. Hanabi menengok ke belakang dan tanpa sengaja Hanabi mencium pipi Naito. Wajah Hanabi dan Naito segera menjadi merah.

“Sebenarnya begini ------ (hanabi berbisik di teling Naito)”

“Oh begitu! Tapi kau tidak siap-siap dulu? Sekarang sudah jam 5.30 loh. Nanti akan kubantu mengerjakannya”

“Arigato (terima kasih) Naito. Tapi tidak usah, aku akan mengerjakannya nanti malam”

Setelah itu Hanabi menyimpan pekerjaanya di lemari dan menguncinya, lalu Hanabi bersiap-siap ke sekolah.

30 menit kemudian Hanabi keluar dari kamarnya. Di luar, Hikari, Raichi, Ryuuki dan Naito sedang sarapan di meja makan. Hanabi segera bergabung dengan mereka.

Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan pergi ke sekolah.

“Hei, jangan buru-buru begitu dong!” protes Hikari

“Aku tau” jawab Hikari yang sudah di ambang-ambang pintu

Sesaat kemudian Naito, Hikari dan Raichi sudah selesai makan dan berangkat ke sekolah. Naito berpisah dengan Raichi dan Hikari di tengah jalan.

“Tak kusangka dia akan berbuat begitu” gumam Naito

Di kantornya, dia sedang melihat foto-foto. Dia tersenyum misterius saat melihat foto-foto itu. Lalu seseorang mengetuk pintu dan membukanya.

“Sepertinya mereka sudah melakukannya”

“Baguslah... semuanya akan berjalan lancar sekarang”

Di tengah jalan, Naito bersiul memanggil merpatinya, Hato. Hato segera melesat turun membelah angin.

“Hato, coba kau ikuti Hanabi dan awasi dia. Ok?”

Hato bersiul kecil lalu terbang ke arah sekolah Hanabi dan menghilang di balik pepohonan.

Hikari dan Raichi sedang berjalan di koridor. Di koridor itu tidak ada seorangpun karena ini masih terlalu pagi.

Hikari terus-menerus tersenyum. Raichi mulai curiga dengan senyumannya itu.  Sebagai pacarnya, Raichi merasa berhak untuk tau tentang rahasia senyuman pacarnya itu.

“Kenapa kau senyum-senyum terus seperti itu?” tanya Raichi yang melihat Hikari terus tersenyum

“Tidak ada apa-apa kok” jawab Hikari sambil terus tersenyum

“Kau bohong! Aku bisa mengetahui kalau kau berbohong”

“Oke, aku hanya senang saja kok”

“senang kenapa?”

“Rahasia” kata Hikari sambil berlari

“Heii!”

Tapi tiba-tiba loker besi di sebelah Hikari jatuh. Raichi segera berlari dan melindungi Hikari. Raichi menjadi tertimpa loker dan terjepit.

“Raichi!! Daijobu? Gomen(maaf) karena melindungiku.....Tunggu di sini, aku akan memanggil Earl-senpai” Hikari menyeka air mata yang mulai mengalir dan segera berlari.

Karena melindunginya Raichi jadi terluka seperti itu. Hikari sangat ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Hikari sangat takut kalau terjadi sesuatu pada Raichi.

Raichi ingin segera menggunakan kekuatannya tapi terlalu berbahaya kalau sampai ada yang melihat. Secara tidak sengaja, Raichi melihat benang tipis ada di loker itu! Jadi.... ada yang mengincar nyawa Hikari!

“Gawat!” gumam Raichi

“kyaaaa!!” Hikari berteriak.

Jendela di samping Hikari pecah. Pecahan kacanya mengenai tubuh Hikari yang tak sempat menghindar.

“Hikari, Daijobu?

Earl sudah membawa Hikari pergi dari genangan kaca itu. Tubuh Hikari tergores dan berdarah.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sudah mengalami ini 2 kali” tanya Hikari

“Entahlah.... kemungkinan besar ada seseorang yang mengincar nyawamu”

“Tapi untuk apa?”

“Aku tidak tau... yang penting jangan jauh-jauh dari Raichi”

“Raichi! Dia sekarat!”

“Siapa yang sekarat?!” Raichi tiba muncul

“Aku sudah menolongnya dari tadi” kata Earl

“Pokoknya jangan jauh-jauh dariku kalau kau masih belum mau mati” kata Raichi

Hikari menatap Raichi, tubuhnya memar karena melindungi Hikari. Hikari langsung memeluknya tanpa basa-basi.

Gomennasai....” kata Hikari sambil menangis

“Tak perlu minta maaf” kata Raichi sambil balas memeluknya

“Kalian sebaiknya ke UKS saja. Aku akan mengawasi Hanabi, mungkin saja nyawanya juga terancam” kata ketua

Hikari dan Raichi pergi ke UKS. Guru UKS terkejut melihat luka mereka.

“Apa yang terjadi!?”

“Itu... hmmm...tadi...” Hikari bingung bagaimana cara menjelaskannya

“Hanya kecelakaan kecil” kata Raichi

“Kecelakaan kecil? Oh sudahlah! Cepat ke sini, luka itu harus diobati”

Hikari dan Raichi dibiarkan tidur dulu sebentar di uks. Saat berbaring Raichi langsung tidur sedangkan Hikari masih melamun dulu.

Siapa yang mengincar nyawanya dan untuk apa? Lukanya terasa sakit, kepalanya pusing. Hikari memandang Raichi yang sedang tidur dia terlihat sangat lelah.

Hikari mulai merasa ngantuk ruangan itu terasa berputar-putar. Hikari memejamkan matanya dan tertidur.

Di kelas 1-3 Hanabi melirik kesana-kemari mencari Hikari dan Raichi. Tapi yang ditemukannya hanyalah Hato yang sedang terbang di sekitar jendela.

“Apa ya yang mau dia lakukan sampai mengirim merpatinya segala” gumam Hanabi

Hanabi merasa cemas dengan Hikari dan Raichi. Tadi pagi Hikari dan Raichi kan makan bersamanya... apa yang terjadi ya?

Hanabi tidak tahan lagi ingin memeriksa sekolah. Lagipula dia pasti tidak akan mengikuti pelajaran sejarah yang membosankan dengan baik. Mungkin saatnya memakai cara lama untuk bolos pelajaran.

“Pak! Perut saya sakit, boleh ijin ke UKS?”

“Wah... salah makan ya? Cepat ke UKS nanti tambah parah”

“Iya pak..”

Guru sejarah memang gampang ditipu.... Hanabi segera memeriksa lorong-lorong sekolah. Ternyata Hanabi benar, ada loker yang jatuh dan pecahan kaca yang berserakan.

“Sebenarnya apa yang terjadi sih? Merpatinya Naito itu juga mengikutiku terus” gumam Hanabi

Hanabi berjalan-jalan lagi tapi seseorang dibelakang Hanabi mengenggam lengannya. Hanabi langsung saja menoleh ke belakang. Ternyata itu hanya Earl....

“Kapten! Kau membuatku kaget!!”

“Lagipula siapa yang menyuruh mu bolos? Cepat kembali ke kelas sana”

“Di mana Nee-chan dan Raichi? Mereba baik-baik saja? Mereka di mana? Apa ada hubungannya dengan loker dan kaca itu? ---”

“Stop! Tanyanya satu-satu dong... Hikari dan Raichi hanya luka kecil saja. Mereka ada di UKS, sedang tidur”

“Lalu mereka luka karena loker dan kaca itu kan? Kenapa loker itu bisa jatuh? Kenapa kacanya bisa pecah?”

“Ssssst! Tenang dulu Hanabi kau benar-benar mirip dengan Hikari. Hmmm bagaimana cara menjelaskannya ya?”

“Menjelaskan apa?”

“Yaaah...  nyawa Hikari diincar kemungkinan dia  yang melakukannya. Mungkin dia juga mengincar nyawamu”

“ Dia? Dia siapa?”

“Aku pernah bertemu dengannya dulu sekali. Dia sangat kuat, aku tidak begitu tau tentang kehidupannya tapi dia pernah menyebut nama kalian saat dia mengalahkanku”

Hanabi terdiam. Kepalanya dipenuhi dengan dia. Dia siapa? Kenapa bisa tau Hikari dan Hanabi? Apa yang direncanakannya dengan mereka berdua?

“Kenapa bengong? Kalau kau ingin menemui Hikari dan Hanabi akan kuantar”

“Baiklah”

Tapi dari kelas 1-3 terdengar ledakan. Semua yang ada dalam kelas itu berhamburan ke luar kelas.

“Gawat! Mereka pasti mengincarmu! Pergilah ke UKS dan bangunkan Hikari dan Raichi”

“Lalu kau bagaimana?”

“Aku akan mengurus mereka sebentar”

Hanabi segera berlari ke UKS, untungnya guru UKS sedang tidak ada. Hikari dan Raichi memang masih tidur, wajah mereka polos sekali sampai membuat Hanabi kesal.

“Hei orang-orang malas ayo bangun!!! Heiiiii!!”

“Ah memangnya kenapa sih?” kata Hikari sambail menggosok-gosok matanya

“Apa yang terjadi?” kata Raichi sambil menguap

“Kalian ini sama saja! Kelas kita diserang tau!”

“APA!!!??” teriak Hikari dan Raichi bersamaan

“Ayo cepat ke sana”

Hikari, Hanabi dan Raichi segera ke kelas 1-3. Di sana terjadi kebakaran dari jendela.  Pintu masuk sudah tertutup api, ada beberapa murid masih terjebak di dalam. Apa yang harus mereka lakukan?

Tapi dari dalam seperti ada angin yang menghembus sampai ke depan kelas. Dari kobaran api yang sangat panas, keluar Naito yang menggendong 4 orang cewek yang pingsan.

“Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Hanabi

“Tentu saja karena Hato yang memberitauku”

“Sepertinya kita harus membuat pingsan seluruh isi sekolah ini” kata Raichi

Earl mengambil botol kecil yang sebelumnya sudah ditunjukan pada Hikari, Hanabi dan Raichi dan membukanya. Sebuk sebuk kemerahan menyebar ke seluruh sekolah dan perlahan orang-orang menjadi pingsan.

“Oke! Saatnya bekerja!” kata Earl

0 comments:

Post a Comment

Shinjitsu (Power 7)

On Monday, April 23, 2012 0 comments

Power 6 (click here)
Power 7


Keesokan harinya, dia yang wajah dan tubuhnya ditutupi oleh bayangan lemari tinggi di kantornya sedang memegang kalung berbentuk matahari besar yang terbuat dari kristal berwarna merah.

Pria itu... dia berbicara dengan kalung!

“Yah.... aku sudah melihat mereka. Mereka sudah bertambah besar dan berkembang”

“Benarkah? Mungkin lebih baik kau coba saja untuk membunuh mereka”

Ini aneh.. Kalung itu bisa berbicara! Suara itu terdengar seperti suara perempuan yang sangat asing.

“Boleh juga idemu Izana!” dia mulai terlihat menikmati pembicaraan ini “Aku akan membuat permainan ini menjadi sangat menarik. Sampai kau tidak bisa berkedip”

“Jadi permainan apa yang akan kau buat?”

“Yah.. akan kurencanakan”

Tiba-tiba 5 orang pria datang ke ruangan itu.

“Silahkan ambil kertas ini. Di situ tertulis misi kalian” katanya

“Baiklah” jawab ke 5 orang pria itu

“Apakah kau serius dengan misi kali ini?”

“tentu saja, segera laksanakan misi itu”

“Baik!”

Di markas shinjitsu, Hanabi kaget dan terbangun dari tidurnya. Dia memimpikan dia! Apa maksudnya dengan “mencoba membunuh”? Hanabi bingung sendiri

“Hanya mimpi?”

Hanabi berusaha mengingat wajah dia tapi kepalah Hanabi menjadi sakit seperti terbelah. Mungkin lebih baik tidak usah memikirkannya lagi pula itu hanya mimpi.

“Aaaah... masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan... masih ada waktu untuk mengerjakannya sekarang” kata Hanabi sambil melihat jamnya.

Di lain tempat, dia sedang duduk dan meminum kopi di kantornya sambil tersenyum.

“Permainan akan segera dimulai... aku tak sabar melihat perkembangannya” gumamnya

“Apa kau sudah yakin?” tanya Izana

“Pasti... aku sudah merencanakannya”

Di kamar Hanabi, Hanabi sedang mengerjakan sesuatu. Naito yang melihat Hanabi dari celah pintu, masuk ke kamar Hanabi.

“Sedang apa?” kata Naito di telinga Hanabi

Hanabi kaget dan hampir menggunting tangannya sendiri. Hanabi menengok ke belakang dan tanpa sengaja Hanabi mencium pipi Naito. Wajah Hanabi dan Naito segera menjadi merah.

“Sebenarnya begini ------ (hanabi berbisik di teling Naito)”

“Oh begitu! Tapi kau tidak siap-siap dulu? Sekarang sudah jam 5.30 loh. Nanti akan kubantu mengerjakannya”

“Arigato (terima kasih) Naito. Tapi tidak usah, aku akan mengerjakannya nanti malam”

Setelah itu Hanabi menyimpan pekerjaanya di lemari dan menguncinya, lalu Hanabi bersiap-siap ke sekolah.

30 menit kemudian Hanabi keluar dari kamarnya. Di luar, Hikari, Raichi, Ryuuki dan Naito sedang sarapan di meja makan. Hanabi segera bergabung dengan mereka.

Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan pergi ke sekolah.

“Hei, jangan buru-buru begitu dong!” protes Hikari

“Aku tau” jawab Hikari yang sudah di ambang-ambang pintu

Sesaat kemudian Naito, Hikari dan Raichi sudah selesai makan dan berangkat ke sekolah. Naito berpisah dengan Raichi dan Hikari di tengah jalan.

“Tak kusangka dia akan berbuat begitu” gumam Naito

Di kantornya, dia sedang melihat foto-foto. Dia tersenyum misterius saat melihat foto-foto itu. Lalu seseorang mengetuk pintu dan membukanya.

“Sepertinya mereka sudah melakukannya”

“Baguslah... semuanya akan berjalan lancar sekarang”

Di tengah jalan, Naito bersiul memanggil merpatinya, Hato. Hato segera melesat turun membelah angin.

“Hato, coba kau ikuti Hanabi dan awasi dia. Ok?”

Hato bersiul kecil lalu terbang ke arah sekolah Hanabi dan menghilang di balik pepohonan.

Hikari dan Raichi sedang berjalan di koridor. Di koridor itu tidak ada seorangpun karena ini masih terlalu pagi.

Hikari terus-menerus tersenyum. Raichi mulai curiga dengan senyumannya itu.  Sebagai pacarnya, Raichi merasa berhak untuk tau tentang rahasia senyuman pacarnya itu.

“Kenapa kau senyum-senyum terus seperti itu?” tanya Raichi yang melihat Hikari terus tersenyum

“Tidak ada apa-apa kok” jawab Hikari sambil terus tersenyum

“Kau bohong! Aku bisa mengetahui kalau kau berbohong”

“Oke, aku hanya senang saja kok”

“senang kenapa?”

“Rahasia” kata Hikari sambil berlari

“Heii!”

Tapi tiba-tiba loker besi di sebelah Hikari jatuh. Raichi segera berlari dan melindungi Hikari. Raichi menjadi tertimpa loker dan terjepit.

“Raichi!! Daijobu? Gomen(maaf) karena melindungiku.....Tunggu di sini, aku akan memanggil Earl-senpai” Hikari menyeka air mata yang mulai mengalir dan segera berlari.

Karena melindunginya Raichi jadi terluka seperti itu. Hikari sangat ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Hikari sangat takut kalau terjadi sesuatu pada Raichi.

Raichi ingin segera menggunakan kekuatannya tapi terlalu berbahaya kalau sampai ada yang melihat. Secara tidak sengaja, Raichi melihat benang tipis ada di loker itu! Jadi.... ada yang mengincar nyawa Hikari!

“Gawat!” gumam Raichi

“kyaaaa!!” Hikari berteriak.

Jendela di samping Hikari pecah. Pecahan kacanya mengenai tubuh Hikari yang tak sempat menghindar.

“Hikari, Daijobu?

Earl sudah membawa Hikari pergi dari genangan kaca itu. Tubuh Hikari tergores dan berdarah.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sudah mengalami ini 2 kali” tanya Hikari

“Entahlah.... kemungkinan besar ada seseorang yang mengincar nyawamu”

“Tapi untuk apa?”

“Aku tidak tau... yang penting jangan jauh-jauh dari Raichi”

“Raichi! Dia sekarat!”

“Siapa yang sekarat?!” Raichi tiba muncul

“Aku sudah menolongnya dari tadi” kata Earl

“Pokoknya jangan jauh-jauh dariku kalau kau masih belum mau mati” kata Raichi

Hikari menatap Raichi, tubuhnya memar karena melindungi Hikari. Hikari langsung memeluknya tanpa basa-basi.

Gomennasai....” kata Hikari sambil menangis

“Tak perlu minta maaf” kata Raichi sambil balas memeluknya

“Kalian sebaiknya ke UKS saja. Aku akan mengawasi Hanabi, mungkin saja nyawanya juga terancam” kata ketua

Hikari dan Raichi pergi ke UKS. Guru UKS terkejut melihat luka mereka.

“Apa yang terjadi!?”

“Itu... hmmm...tadi...” Hikari bingung bagaimana cara menjelaskannya

“Hanya kecelakaan kecil” kata Raichi

“Kecelakaan kecil? Oh sudahlah! Cepat ke sini, luka itu harus diobati”

Hikari dan Raichi dibiarkan tidur dulu sebentar di uks. Saat berbaring Raichi langsung tidur sedangkan Hikari masih melamun dulu.

Siapa yang mengincar nyawanya dan untuk apa? Lukanya terasa sakit, kepalanya pusing. Hikari memandang Raichi yang sedang tidur dia terlihat sangat lelah.

Hikari mulai merasa ngantuk ruangan itu terasa berputar-putar. Hikari memejamkan matanya dan tertidur.

Di kelas 1-3 Hanabi melirik kesana-kemari mencari Hikari dan Raichi. Tapi yang ditemukannya hanyalah Hato yang sedang terbang di sekitar jendela.

“Apa ya yang mau dia lakukan sampai mengirim merpatinya segala” gumam Hanabi

Hanabi merasa cemas dengan Hikari dan Raichi. Tadi pagi Hikari dan Raichi kan makan bersamanya... apa yang terjadi ya?

Hanabi tidak tahan lagi ingin memeriksa sekolah. Lagipula dia pasti tidak akan mengikuti pelajaran sejarah yang membosankan dengan baik. Mungkin saatnya memakai cara lama untuk bolos pelajaran.

“Pak! Perut saya sakit, boleh ijin ke UKS?”

“Wah... salah makan ya? Cepat ke UKS nanti tambah parah”

“Iya pak..”

Guru sejarah memang gampang ditipu.... Hanabi segera memeriksa lorong-lorong sekolah. Ternyata Hanabi benar, ada loker yang jatuh dan pecahan kaca yang berserakan.

“Sebenarnya apa yang terjadi sih? Merpatinya Naito itu juga mengikutiku terus” gumam Hanabi

Hanabi berjalan-jalan lagi tapi seseorang dibelakang Hanabi mengenggam lengannya. Hanabi langsung saja menoleh ke belakang. Ternyata itu hanya Earl....

“Kapten! Kau membuatku kaget!!”

“Lagipula siapa yang menyuruh mu bolos? Cepat kembali ke kelas sana”

“Di mana Nee-chan dan Raichi? Mereba baik-baik saja? Mereka di mana? Apa ada hubungannya dengan loker dan kaca itu? ---”

“Stop! Tanyanya satu-satu dong... Hikari dan Raichi hanya luka kecil saja. Mereka ada di UKS, sedang tidur”

“Lalu mereka luka karena loker dan kaca itu kan? Kenapa loker itu bisa jatuh? Kenapa kacanya bisa pecah?”

“Ssssst! Tenang dulu Hanabi kau benar-benar mirip dengan Hikari. Hmmm bagaimana cara menjelaskannya ya?”

“Menjelaskan apa?”

“Yaaah...  nyawa Hikari diincar kemungkinan dia  yang melakukannya. Mungkin dia juga mengincar nyawamu”

“ Dia? Dia siapa?”

“Aku pernah bertemu dengannya dulu sekali. Dia sangat kuat, aku tidak begitu tau tentang kehidupannya tapi dia pernah menyebut nama kalian saat dia mengalahkanku”

Hanabi terdiam. Kepalanya dipenuhi dengan dia. Dia siapa? Kenapa bisa tau Hikari dan Hanabi? Apa yang direncanakannya dengan mereka berdua?

“Kenapa bengong? Kalau kau ingin menemui Hikari dan Hanabi akan kuantar”

“Baiklah”

Tapi dari kelas 1-3 terdengar ledakan. Semua yang ada dalam kelas itu berhamburan ke luar kelas.

“Gawat! Mereka pasti mengincarmu! Pergilah ke UKS dan bangunkan Hikari dan Raichi”

“Lalu kau bagaimana?”

“Aku akan mengurus mereka sebentar”

Hanabi segera berlari ke UKS, untungnya guru UKS sedang tidak ada. Hikari dan Raichi memang masih tidur, wajah mereka polos sekali sampai membuat Hanabi kesal.

“Hei orang-orang malas ayo bangun!!! Heiiiii!!”

“Ah memangnya kenapa sih?” kata Hikari sambail menggosok-gosok matanya

“Apa yang terjadi?” kata Raichi sambil menguap

“Kalian ini sama saja! Kelas kita diserang tau!”

“APA!!!??” teriak Hikari dan Raichi bersamaan

“Ayo cepat ke sana”

Hikari, Hanabi dan Raichi segera ke kelas 1-3. Di sana terjadi kebakaran dari jendela.  Pintu masuk sudah tertutup api, ada beberapa murid masih terjebak di dalam. Apa yang harus mereka lakukan?

Tapi dari dalam seperti ada angin yang menghembus sampai ke depan kelas. Dari kobaran api yang sangat panas, keluar Naito yang menggendong 4 orang cewek yang pingsan.

“Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Hanabi

“Tentu saja karena Hato yang memberitauku”

“Sepertinya kita harus membuat pingsan seluruh isi sekolah ini” kata Raichi

Earl mengambil botol kecil yang sebelumnya sudah ditunjukan pada Hikari, Hanabi dan Raichi dan membukanya. Sebuk sebuk kemerahan menyebar ke seluruh sekolah dan perlahan orang-orang menjadi pingsan.

“Oke! Saatnya bekerja!” kata Earl

0 comments:

Post a Comment