Apakah arti Shinobi?
Shinobi atau lebih lengkapnya Shinobi no mono (lebih dikenal dengan
ninja) terbentuk dari dua kata yaitu shinobi/nin (忍) = tersembunyi; dan
mono/sha(者)= orang, selain itu juga bisa diartikan sebagai nama yang
diberikan kepada seseorang yang menguasai dan mendalami seni bela diri
ninjutsu. Nin artinya penyusupan dan jutsu adalah seni atau cara. Tidak
seperti seorang samurai yang mematuhi kode etik Bushido yang terikat
dengan nama baik keluarga dan kehormatan, seorang shinobi no mono
mematuhi peraturan khas mereka sendiri, yang disebut ninpo yang
merupakan falsafah tertinggi dari ilmu beladiri ninjutsu yang menjadi
dasar kehidupan seorang shinobi no mono yang kurang lebih mengandung
prinsip untuk meraih hasil maksimal dengan tenaga minimum melalui
muslihat dan taktik daripada konfrontasi langsung sehingga mereka
diperkenankan untuk melakukan segala hal apapun yang diperlukan untuk
mengatasi suatu masalah.
Ninjutsu dan ninpo tak dapat dipisahkan satu sama lain sama layaknya
dengan tubuh dan jiwa. Dimana hal itu pun berlaku dalam bujutsu dan
bushido yang dianut oleh para samurai. Gerakan beladiri ninjutsu hanya
tendangan, lemparan, patahan, dan serangan. Kemudian dilengkapi dengan
teknik pertahanan diri seperti bantingan, berputar dan teknik bantu
seperti meloloskan diri, mengendap, dan teknik khusus lainnya. Namun,
dalam prakteknya seorang shinobi no mono akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menghindari kontak langsung dengan lawannya, oleh karena
itu berbagai alat lempar, lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering
digunakan. Berbeda dengan seni beladiri lain, ninjutsu mengajarkan
teknik spionase, sabotase, melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental
lawan. Ilmu tersebut digunakan untuk melindungi keluarga ninja mereka.
Apa yang dilakukan shinobi no mono memang sulit dimengerti. Pada satu
sisi harus bertempur untuk melindungi, di sisi lain shinobi no mono
harus mengutamakan kecerdikan saat menggunakan jurus untuk menghadapi
lawan. Di sisi lain ninpo memberi petunjuk bahwa salah satu tujuan
ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka. paduan intuisi dan
kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama memungkinkan para shinobi no
mono untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga dapat mengenal orang
lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin
ilmu.
Di
dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu), teknik
pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api (kajutsu),
teknik hipnotis (saiminjutsu), dan teknik ilusi(genjutsu). Pada aliran
Togakure Ryu dikenal adanya latihan olah energi yang disebut Kuji Kiri.
Prinsipnya adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan mental.
Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat bersifat
menghancurkan, namun di sisi lain jika digunakan untuk olah pikir dapat
digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.
Ninjutsu akan sia-sia jika shinobi no mono tidak memiliki mental dan
spiritual yang kuat. Untuk itu shinobi no mono harus menguasai Kuji-in,
yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di
telapak tangan yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol di tangan
di ambil dari praktek pada massa awal penyebaran agama Buddha. Kuji-in
digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang ninja.
Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan
mendeteksi adanya kematian.
Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi
kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang),
Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan
menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh),
jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan
telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen
(memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi
master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.
Untuk dapat menguasai ninjutsu dan ninpo, seorang shinobi no mono memulai latihannya semenjak mereka berusia masih sangat
muda. dimana masing-masing fase latihan akan disesuaikan dengan
perkembangan usia mereka yang mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut:
Pada umur 5-6 tahun mereka diperkenalkan dengan permainan
ketangkasan dan keseimbangan tubuh. Anak-anak disuruh berjalan di atas
papan titian yang sangat
keci, mendaki papan yang terjal, dan melompati semak-semak yang
berduri. Pada umur 9 tahun mereka dilatih untuk kelenturan otot.
Anak-anak berlatih berguling dan meloncat. Setelah itu anak-anak
diajarkan teknik memukul dan menendang pada target jerami yang di ikat.
Setelah itu pelatihan meningkat ke seni bela diri tanpa senjata dan
setelahnya dasar-dasar menggunakan pedang dan tongkat.
Pada masa remaja mereka diajari cara menggunakan senjata khusus.
Melempar pisau, penyembunyian senjata, teknik tali, berenang, taktik
bawah air, dan teknik menggunakan alam untuk mendapat informasi atau
untuk menyembunyikan diri. Waktu mereka dihabiskan dalam ruang tertutup
atau bergelantungan di pohon untuk membangun kesabaran, daya tahan, dan
stamina. Terdapat pula latihan gerak tanpa suara dan lari jarak jauh.
Mereka juga diajarkan teknik melompat dari pohon ke pohon atau atap ke
atap.
Pada masa akhir remaja, mereka belajar menjadi aktor dan psikologi
melalui tingkah laku mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Mereka mulai mengerti cara bekerja jiwa manusia, menggunakan kelemahan
orang lain untuk keuntungan mereka. Mereka juga belajar membuat
obat-obatan, mendapatkan jalan masuk rahasia ke dalam sebuah bangunan,
cara memanjat dinding, melewati atap, mencuri di bawah rantai, mengikat
musuh, cara kabur, dan menggambar peta, rute, petunjuk jalan, serta
wajah.
Walaupun terdapat banyak keluarga shinobi no mono di Jepang, baru sekitar tahun enam puluhan keluarga shinobi no mono baru dapat di dekati oleh orang luar. Pada tahun 1960 televisi Jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah ninja. Setelah itu salah satu aliran yang dapat membuka diri dan memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu dengan pewaris dari generasi ke 34, Masaaki Hatsumi,.yang profesi sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang. Pada tahun 1978 ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan ke Amerika oleh Stephen K. Hayes. Sejak saat itu ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.
Saat ini, ninjutsu sudah cukup banyak perubahan dalam prakteknya. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penyusupan dan spionase dalam ninjutsu saat ini lebih banyak digunakan dalam strategi militer dan strategi perang, sedangkan ninjutsu yang saat ini banyak dipelajari oleh orang banyak lebih menekankan pada aspek beladirinya yang bersifat praktis dan efektif serta efisien, sehingga tak aneh jika gerakan-gerakan dalam ninjutsu tak memiliki aspek keindahan jurus sama sekali bahkan tampak cukup sadis seperti boleh menggigit, menghantam dengan lutut maupun dengan siku serta mematahkan sendi lawan, bahkan bila perlu lawan diciderai semaksimal mungkin agar dirinya selamat, selain itu ninjutsu juga tak memiliki batasan dalam penggunaan senjata, sehingga shinobi no mono dipersilahkan untuk mengoptimalkan barang-barang yang ada di sekitarnya sebagai senjata untuk melumpuhkan lawan, hal ini disebabkan karena memang awalnya ninjutsu diciptakan agar seorang shinobi no mono ketika sudah dalam keadaan darurat untuk menghadapi situasi pertarungan, dirinya harus sesegera mungkin menyelesaikannya dalam waktu yang singkat agar dapat menyelematkan dirinya serta informasi rahasia yang berhasil ia dapatkan. Jadi adanya anggapan yang menganggap bahwa ninjutsu untuk membunuh lawan tidak sepenuhnya benar juga, karena harus melihat situasi dan kondisi yang dialami oleh seorang shinobi no mono.
Saat ini pun gerakan-gerakan ninjutsu pun dapat dinikmati melalui fasilitas youtube di internet serta melalui buku-buku yang membahas mengenai ninjutsu yang saat ini mulai banyak beredar meskipun masih banyak dalam versi bahasa Inggris. Meskipun ninjutsu memiliki banyak sekali variasi-variasi gerakan, namun kesemuanya memiliki prinsip yang sama yaitu kesederhanaan gerakan, kecepatan dalam melakukan tindakan serta tidak menghabiskan banyak waktu serta tenaga dalam mengeksekusi suatu gerakan, yang uniknya adalah tidak ada batasan dalam melakukan tindakan beladiri apapun, bahkan melarikan diri pun dapat dianggap sebagai suatu bentuk tindakan beladiri jika ia menganggap lawan terlalu tangguh, karena prinsipnya adalah survival. Ninjutsu juga dapat digunakan oleh kaum hawa tanpa harus takut tubuhnya menjadi seperti kaum adam, karena fokus ninjutsu lebih kepada fleksibilitas seperti pada tai chi dan aikido bukan pada kekuatan otot semata layaknya beladiri lain pada umumnya, serta karena diperkenankannya berbagai alat digunakan sebagai senjata, maka peralatan kosmetik yang dibawa oleh kaum hawa pun dapat digunakan sebagai alat beladiri tanpa harus membuang tenaga terlalu banyak untuk mengalahkan lawan.
Bagi yang tertarik dengan ninjutsu, saat ini sudah cukup banyak dojo ninjutsu yang dibuka untuk umum…tinggal searching di internet maka akan ditemui beberapa alamat pengelola dojo tersebut.
Demikian informasi ini semoga bermanfaat bagi para pembaca, mohon maaf apabila ada kesalahan maupun ada hal-hal yang tak berkenan
“
Filosofi ninja adalah meraih hasil maksimal dengan tenaga minimum. Muslihat dan taktik lebih sering dilakukan daripada konfrontasi langsung.
Ninja tidak memiliki status mulia seperti samurai, sehingga ninja bebas melakukan apapun untuk mengatasi masalah tanpa terikat oleh nama baik keluarga dan kehormatan.”
HandSeal
i
0 comments:
Post a Comment